Logo Bloomberg Technoz

Hipki melaporkan produksi kelapa nasional diproyeksikan sebesar 15,13 miliar butir pada 2023, yang menempatkan Indonesia sebagai negara kelima terbesar penghasil kelapa di dunia. Amrizal memproyeksikan bahwa seperlima kelapa di dunia diproduksi di Indonesia.

Selama ini, sebanyak 9,1 miliar atau 60% dari keseluruhan produksi kelapa nasional dimanfaatkan oleh industri dalam negeri, di mana 7,1 miliar dikonversi menjadi kopra atau bahan baku minyak kelapa dan 2 miliar dimanfaatkan untuk kelapa parut serta santan.

Dalam paparannya, Amrizal melaporkan 0,8 miliar atau 5,3% produksi kelapa diekspor, salah satunya ke India.

“Jadi ada semacam kebaikan hati bangsa ini untuk membantu industri-industri di luar negeri, China, Thailand, jumlah cukup besar dan cenderung meningkat. Tahun lalu 46.000 ton atau 230 miliar biji kelapa yang didonasikan ke negara yang tertarik downstream,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyiapkan peta jalan hilirisasi industri kelapa, sebagai bagian dari strategi pembangunan jangka panjang Indonesia.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Perencanaan Pembangunan 2025—2045, yang menetapkan hilirisasi industri sebagai motor penggerak ekonomi.

Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Infrastruktur Kementerian PPN/Bappenas, Teguh Sambodo, menyebut sejumlah tantangan tantangan utama yang dihadapi untuk misi hilirisasi kelapa adalah rendahnya produktivitas, mayoritas pengelolaan konvensional oleh petani, serta banyaknya tanaman kelapa yang sudah tua dan rusak.

Lebih lanjut, dia menjelaskan produk seperti air kelapa, sabut, dan tempurung—yang selama ini dibuang — memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk pendapatan negara.

Dengan demikian, potensi nilai ekonomis dari air kelapa, sabut, dan tempurung mencapai total sekitar Rp89,01 triliun.

(dov/wdh)

No more pages