Gaduh Ekspor Listrik ke Singapura, Benarkah Ancam Bauran EBT RI?
Dovana Hasiana
30 September 2024 12:10
Bloomberg Technoz, Jakarta – Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai wacana ekspor listrik rendah emisi ke Singapura tidak memiliki korelasi dengan bauran energi baru terbarukan (EBT) yang masih rendah dalam ketenagalistrikan di Indonesia.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan bauran EBT Indonesia yang selama ini rendah lebih disebabkan oleh batu bara yang masih digunakan, khususnya dalam megaproyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 35.000 megawatt (MW) yang menyebabkan PT PLN (Persero) memiliki kapasitas yang berlebih (overcapacity).
“[Selain itu] offtaker hanya PLN, regulasi tidak investor friendly. Hal-hal ini yang harus dibenahi kalau mau akselerasi EBT, termasuk pembangkit listrik tenaga surya [PLTS],” ujar Fabby kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (30/9/2024).
Fabby juga mengatakan proyek ekspor listrik ke Singapura justru menguntungkan Indonesia karena investasi terjadi di dalam negeri berupa produksi sel, modul surya, dan baterai yang mendukung PLTS.
Dengan demikian, Fabby mendorong pemerintah untuk segera mengeksekusi proyek-proyek EBT dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021—2030 untuk meningkatkan bauran EBT dalam negeri.