Logo Bloomberg Technoz

Gara-gara China, 'Banjir' Dana Asing di RI Terhenti

Ruisa Khoiriyah
30 September 2024 12:30

Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para pemodal asing sepertinya mulai berhitung lagi perihal penempatan aset di pasar Indonesia. Untuk kali pertama setelah banjir modal asing masuk ke pasar surat utang serta saham berlangsung sejak Agustus lalu, investor asing membukukan posisi net sell di semua aset pada pekan lalu, berdasarkan laporan Bank Indonesia.

Investor asing mencatat posisi net sell di pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp1,3 triliun, selama periode 23-26 September lalu. Sedangkan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) melepas aset hingga Rp5,55 triliun. Adapun di pasar saham, asing melepas Rp2,88 triliun saham. Alhasil, pada periode itu, pemodal asing membukukan posisi net sell Rp9,73 triliun. Bahkan di pasar saham, pada perdagangan Jumat lalu, asing kembali menjual sedikitnya US$32,7 juta saham, sekitar Rp493,27 miliar.

Gelagat asing yang banyak melepas aset-aset di pasar keuangan itu, kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, langkah profit taking. Selama kuartal III terutama mulai Agustus lalu, asing berulang memecahkan rekor nilai belanja.

Berdasarkan data Bloomberg, sejak awal Juli hingga data pekan lalu, nilai capital inflows yang masuk ke pasar domestik mencapai US$3,88 miliar, sekitar Rp58,71 triliun quarter-to-date. Namun, angka itu sudah jauh menurun bila dibanding posisi data sampai 13 September di mana capital inflows mencapai US$10,1 miliar quarter-to-date.

Rekor belanja asing terutama saat Agustus hingga pekan kedua September, telah berulang membawa indeks saham memecahkan rekor dan reli harga SBN yang kencang. Itu terutama dipicu oleh 'gong' penurunan bunga acuan Amerika Serikat (AS), juga penurunan BI rate.