Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, para investor global tengah mencermati pada kebijakan bank sentral dan terbitnya laporan keuangan perusahaan AS, seperti Microsoft Corp dan Intel Corp. Laporan keuangan yang rilis pada minggu ini akan menjadi acuan saham-saham pada sektor tersebut.

Namun trader tampak pesimis atas kinerja perusahaan. Bahkan sudah siap dengan laporan yang tidak menyenangkan. Proyeksinya akan terjadi penurunan laba terburuk sejak 2016, meskipun sentimen negatif sedikit memudar usai para perusahaan teknologi tengah fokus pada pengurangan biaya-biaya operasional dan indikasi inflasi menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

"Pasar telah melonjak pada tahun ini, didukung oleh pembukaan kembali perekonomian China, penurunan harga energi dan melambatnya inflasi," tutur ahli strategist di BlackRock Investment Institute, dikutip Bloomberg News.

Lanjutnya, "Apa yang terjadi terakhir menimbulkan harapan akan terjadinya soft landing ekonomi, inflasi yang merosot dan penurunan tingkat suku bunga. Kami melihat pasar sangat rentan akan kejutan negatif dan tidak siap untuk resesi."

Pasar memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) dalam pertemuan 31 Januari-1 Februari mendatang.

Meskipun beberapa pejabat mengatakan suku bunga harus di atas 5% dan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini menjadikan para trader tetap skeptis.

Sementara itu pada harga komoditas, tembaga berada dekat dengan level tertinggi tujuh bulan. Ini terjadi karena optimisme permintaan logam industri akan meningkat dalam rangka mendukung industri konstruksi dan infrastruktur akibat prospek pemulihan ekonomi China.

Sektor energi baru-terbarukan juga menjadi katalis positif harga-harga komoditas. Sementara harga minyak mengalami penurunan tipis karena meningkatnya stok minyak AS. Untuk harga emas terpantau naik tipis.

Optimisme terhadap kebijakan The Fed, pembukaan kembali perekonomian China, dan dolar yang melemah sudah tercermin dalam pergerakan harga saham. Demikian disampaikan Michael Wilson, strategis Morgan Stanley. Dalam jangka panjang dia memperkirakan akan terjadi reli pada 2024 setelah 2023 yang sulit.

Harga minyak terpantau stabil. Pasar masih menantikan kabar permintaan minyak mentah dari China, pasca rencana kebijakan pelonggaran aktivitas di negeri tirai bambu tersebut.

(fad/wep)

No more pages