Logo Bloomberg Technoz

Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan.

Faktor kedua adalah perkembangan nilai tukar mata uang ringgit Malaysia. Akhir pekan lalu, ringgit menguat 0,42% terhadap dolar AS.

Sepanjang pekan lalu, mata uang Negeri Harimau Malaya terapresiasi 1,9%.

Saat ringgit menguat, maka CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan CPO pun berisiko turun sehingga harga mengikuti.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 59,34. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, pelaku pasar perlu waspada karena indikator Stochastic RSI berada di angka 100, Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

Target koreksi terdekat adalah MYR 4.049/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MYR 4.000/ton yang menjadi MA-10 rasanya bisa menjadi target berikutnya.

Sedangkan pivot point harga CPO akan ada di MYR 3.965/ton. Jika sudah sampai di sini, maka harga CPO bisa naik dengan target resisten di rentang MYR 4.103-4.134/ton.

(aji)

No more pages