Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, investor juga mencerna rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) di Amerika Serikat (AS). US Bureau of Economic Analysis melaporkan, inflasi PCE pada Agustus tercatat 0,1% pada Agustus dibandingkan Juli (month-to-month/mtm). Lebih rendah ketimbang Juli yan sebesar 0,2% mtm dan sesuai dengan ekspektasi.

Sementara laju inflasi PCE inti (core) berada di 0,1% mtm pada Agustus. Lagi-lagi melambat dibandingkan Juli yang sebesar 0,2% dan perlambatan ini sesuai dengan proyeksi pasar.

Sedangkan laju inflasi PCE secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus adalah 2,2%. Melambat dibandingkan Juli yang sebesar 2,5% yoy, dan lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar 2,3%. Capaian 2,5% yoy juga menjadi yang terendah sejak Februari 2021.

Namun, laju PCE inti secara tahunan ada di 2,7% pada Agustus. Lebih tinggi ketimbang Juli yang sebesar 2,6%, meski ini sesuai dengan perkiraan pasar.

Dengan laju inflasi yang bergerak mengarah ke target 2% seperti yang dicanangkan bank sentral Federal Reserve (The Fed), maka suku bunga acuan diperkirakan bisa turun lagi. Berdasarkan CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November adalah 47,2%.

Adapun probabilitas pemangkasan yang lebih agresif yakni 50 bps ke 4,25-4,5% adalah 52,8%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun, karena ikut menurunkan opportunity cost.

Akan tetapi, investor memilih untuk profit taking akibat harga yang memang sudah melonjak tinggi. Akibatnya, harga emas turun meski sedang diterpa sentimen positif.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana perkiraan harga emas pekan ini? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 78,48.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun investor tetap harus waspada, karena RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).

Adapun indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, lagi-lagi sudah jenuh beli.

Oleh karena itu, pelaku pasar perlu hati-hati dengan risiko koreksi. Cermati pivot point di US 2.652/troy ons. Dari sini, harga emas sepertinya akan menguji target support terdekat di US$ 2.603/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Target support selanjutnya ada di US$ 2.541/troy ons yang menjadi MA-10.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.664/troy ons. Jika tertembus, maka target US$ 2.671-2.694/troy ons berpotensi terkonfirmasi.

(aji)

No more pages