Hizbullah bersumpah untuk mempertahankan perlawanan terhadap Israel dan mengingatkan para pejuang akan sumpah kesetiaan mereka.
"Rezim Zionis yang keji ini tidak akan menang dengan melakukan kekejaman ini."
Hari Sabtu (28/9/2024) waktu setempat IDF pertama yang memberi pernyataan bahwa telah melancarkan mereka telah menewaskan Sayyed Hassan. Iran adalah pendukung utama Hizbullah.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, melalui pernyataan di platform X, mengatakan bahwa “Hassan Nasrallah, pemimpin organisasi teroris Hizbullah, telah dimusnahkan. Nasrallah tidak akan lagi mampu meneror dunia.”
Serangan udara menargetkan markas bawah tanah Hizbullah, di mana para pemimpin kelompok tersebut diduga sedang "mengkoordinasikan kegiatan teroris terhadap warga Israel.”
Hizbullah mulai menyerang Israel dari Libanon pada 8 Oktober, sehari setelah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung meletus di Gaza.
Peluncuran rudal lintas batas dan serangan pesawat tak berawak yang terjadi hampir setiap hari sebagian besar dapat diatasi hingga awal bulan ini, ketika Israel memulai pengeboman besar-besaran di sebagian besar wilayah Lebanon.
Lebih dari 1.000 orang telah terbunuh sejak 16 September, dengan ribuan lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, di samping beberapa komandan Hizbullah yang paling senior.
Diketahui Israel menargetkan Nasrallah dan anggota petinggi lainnya dengan serangan ke markas Hizbullah pada Jumat malam. Pengeboman dilakukan di Beirut bersamaan dengan tembakan roket ke Israel utara oleh Hizbullah.
(wep)