Sepanjang tahun ini, setidaknya terdapat dua panen raya yang terjadi yakni di Bulan April dan di Bulan September.
“Panennya ini agak berseri, awalnya April-May itu padi, beras. Kemarin Agustus kan bawang merah,” ucap Josua.
Dalam kaitan itu, Josua memandang deflasi yang kemungkinan terjadi 5 bulan beruntun belum tentu menandakan terjadi penurunan daya beli.
Josua menilai hal tersebut lebih dikarenakan melonjaknya persediaan pangan dan pada akhirnya menyebabkan penurunan harga yang cukup signifikan.
“Jadi, kita nggak bisa menyimpulkan bahwa deflasi ini adalah, selalu merupakan penurunan daya beli. Karena inflasi itu ada dua sisi, permintaan dan juga supply-nya,” tutup Josua.
Badan Pusat Statistik (BPS) direncanakan merilis data IHK September 2024 pada 1 Oktober 2024. Apabila IHK September 2024 terjadi deflasi, maka deflasi terjadi secara beruntun selama lima bulan terakhir.
Setelah pada bulan sebelumnya, terjadi deflasi 0,03% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan Agustus tahun lalu (yoy), laju inflasi Agustus berada di 2,21%.
(azr/lav)
