Data yang dikeluarkan setelah pidato Mester memperlihatkan bahwa untuk kali pertama dalam 5 minggu terakhir perbankan menambah pinjaman darurat dari bank sentral.
Pada bulan lalu the Fed menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga acuan kini berada di kisaran 4,75-5% dari tingkat mendekati 0% setahun lalu.
Bank sentral ini juga memperkirakan akan sekali lagi menaikan suku bunga tahun ini, sehingga mencapai angka 5,1% dan para investor menduga kenaikan ini akan dilakukan pada pertemuan 2-3 Mei mendatang.
Sebagian anggota The Fed mengatakan keinginan untuk berhenti mengusik suku bunga setelah kenaikan terakhir ini, meski para investor mengatakan bank sentral akan memotong suku bunga pada akhir tahun ini.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic berada di kubu ini. Ketika ditanya apakah dia masih mendukung pendekatan "sekali lagi dan selesai" dalam kenaikan bunga, dia mengatakan "itu pandangan saya," dan mencatat bahwa kebijakan itu memerlukan waktu untuk bisa berdampak.
"Ketika kita sudah berada di posisi itu, kita berada di ruang yang terbatas. Menurut saya saat itu lah kita biarkan langkah terbatas ini berjalan dan memang ini akan memakan waktu," ujarnya di Florida.
Baik Bostic dan Mester tidak ikut memberi suara pada keputusan moneter tahun ini.
Presiden The Fed Philadelphia Patric Harker yang memiliki suara di Komite Pengambil Kebijakan The Fed (FOMC) memiliki pandangan serupa.
"Saya memperkirakan mungkin akan diperlukan langkah pengetatan tambahan untuk memastikan kebijakannya cukup ketat guna mendukung dua mandat utama kami," ujar Harker di Universtias Pennsylvania, Kamis (20/4/2023).
"Setelah mencapai titik yang harusnya terjadi tahun ini, saya memperkirakan suku bunga akan ditahan dan kita amati dampak kebijakan moneter ini," ujarnya.
Para pejabat the Fed menyambut baik isyarat bahwa langkah pengetatan agresif mereka mulai berdampak di mana sektor perumahan melambat, pasar lapangan kerja yang ketat mulai kendur, dan inflasi pun turun dari angka tertinggi tahun lalu.
The Fed juga memperingatkan bahwa tekanan harga masih terlalu tinggi dan terbukti sulit diatasi sehingga memerlukan kebijakan pengetatan tambahan agar bisa keluar dari sistem.
Namun demikian pesan hawkish ini mulai berubah setelah kejatuhan Silicon Valley Bank bulan lalu memaksa regulator mengambil langkah agar tidak berdampak ke sektor lain.
Dampak kejatuhan bank ini adalah pengetatan dalam mendapatkan utang atau kredit, yang pada dasarnya memiliki dampak sama dari kebijakan menaikan suku bunga, sehingga The Fed kemungkinan tidak perlu mengambil langkah serupa.
"Saya memperkirakan akan ada pengetatan syarat pemberian utang rumah tangga dan dunia usaha yang bisa memperlambat kegiatan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja," ujar Harker. "Tetapi besaran dampak itu masih belum jelas."
(bbn)