Logo Bloomberg Technoz

"Kalau pemerintah mau menanggung [semua], 38 tahun baru selesai, sehingga kita mungkin perlu ada percepatan. Percepatan ini juga dipacu dengan permintaan yang tinggi dari Amerika, Eropa, dan China," sambungnya.

Tumpukan kelapa./Bloomberg-Lisa Marie David

Potensi Pendapatan

Lebih lanjut, dia menjelaskan produk seperti air kelapa, sabut, dan tempurung—yang selama ini dibuang — memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk pendapatan negara.

"Kalau airnya saja dikumpulkan, itu bisa mencapai 3,6 juta ton air kelapa, dan kalau kita ekspor semuanya, itu bisa mendatangkan perdapatan US$5,2 miliar [sekitar Rp78,55 triliun]. Ini setara dengan ekspor kita untuk karet."

Adapun, potensi nilai ekonomi dari sabut kelapa dan tempurung kelapa yang terbuang atau belum dimanfaatkan masing-masing sebesar US$320 juta (sekitar Rp4,83 triliun) dan dan US$373 juta (sekitar Rp5,63 triliun).

Dengan demikian, potensi nilai ekonomis dari air kelapa, sabut, dan tempurung mencapai total sekitar Rp89,01 triliun.

Sebagai gambaran, dia memetakan kondisi idustri kelapa saat ini, di mana produktivitas stagan diangka 1,1 ton/ha dengan 98,95% merupakan kebun rakyat tanpa pengorganisasian dan regenerasi.

Menariknya Indonesia juga masih menjadi negara pengekspor kelapa bulat (keadaan utuh) sebanyak 756,98 juta tanpa pengenaan pajak ekspor.

"Sehingga dengan membangunkan praksasa tidur ini, sebenarnya kita ingin memanfaatkan potensi-potensi yang selama ini, tapi untuk bisa ke sana, maka banyak sekali tantangan yang dihadapi," tegasnya.

Sasaran Hilirisasi Kelapa 2045:

1. Meningkatnya produksi dan produktivitas kelapa
Indikator:
Volume produksi kelapa meningkat menjadi 6 juta ton setara kopra atau setara 32 miliar butir kelapa
- Produktivitas kelapa meningkat menjadi 1,78 ton setara kopra/hektare
- Proporsi luas tanaman menghasilkan meningkat menjadi 97%

2. Meningkatnya diversifikasi produk turunan kelapa
Indikator:
- Minimal 95% kelapa bulat dipasok untuk kebutuhan hilirisasi di dalam negeri
- Pertumbuhan nilai tambah produk olahan kelapa (CAGR) meningkat menjadi 6,8%
- Utilisasi industri meningkat menjadi 85%

3. Meningkatnya konsumsi domestik dan daya saing ekspor
Indikator:
- Peningkatan aplikasi kelapa di berbagai bidang
- Kontribusi ekspor produk olahan kelapa asal Indonesia meningkat masing-masing masuk dalam 10 besar dunia Nilai ekspor kelapa dan produk turunannya meningkat 10 kali lipat lebih tinggi dalam 20 tahun

4. Meningkatnya dukungan ekosistem pemampu hilirisasi kelapa
Indikator:
- Kelembagaan terkait hilirisasi kelapa dikelola secara terintegrasi
- Pendanaan untuk mendukung hilirisasi kelapa terjangkau dan kompetitif Kornersialisasi riset dan inovasi untuk mendukung hilirisasi kelapa meningkat
- Kontribusi kelapa sebagai nature-based solution meningkat, termasuk melalui kontribusi produktivitas lahan untuk ketahanan ekonomi dan lingkungan. 

(prc/wdh)

No more pages