Tiwi menjelaskan dengan penetrasi kredit digital maka net interest margin (NIM) Bank Raya bisa meningkat menjadi 4,31% pada periode Semester I-2024, dibandingkan sebelumnya 3,53%. Sebagai catatan, NIM perbankan pada periode yang sama cenderung stabil karena suku bunga acuan Bank Indonesia masih relatif tinggi.
"Kami di arah ekspansi kredit yang memang profitable dengan margin relative tinggi dan loan quality yang terjaga," ujar Tiwi.
Pada kesempatan yang ama Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagja mengatakan Bank Raya bisa menjadi business model baru dari bank digital, yakni ekspansi asset tidak akan jor-joran namun memiliki profitabilitas yang tinggi. "Saat ini dari sisi outstanding (kredit) mungkin gak akan jadi isu lagi tapi isunya di profitability," ujarnya.
Pada semester I-2024, AGRO mencatatkan laba bersih Rp20 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya. Total outstanding kredit Bank Raya tercatat Rp6,8 triliun pada akhir Juni 2024 meningkat 12,1% secara YOY. Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola tercatat Rp8,7 triliun, naik 5,7% secara YoY.
Bank Raya mencatatkan yield kredit digital pada level 20,69%, sementara yield untuk total kredit masih berada di 10,47%. Hal ini mendorong NIM naik ke 4,31% dibandingkan setahun sebelumnya 3,53%.
(ibn/dba)