Annie Lee - Bloomberg News
Bloomberg, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) menjadi negara terbaru yang menargetkan produk baja China dengan bea masuk antidumping, di tengah meningkatnya reaksi keras di seluruh dunia terhadap komoditas yang lebih murah dari negara tersebut.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang berusaha untuk memperluas cakupan bea masuk anti-dumping untuk mencakup baja China di antara produk-produk lain yang disalurkan melalui negara ketiga.
Sementara itu, Korsel mengatakan pada Kamis (26/9/2024) bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap impor pelat baja tahan karat yang dibuat di China.
Tindakan ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di sejumlah negara akan dampak dari barang-barang murah yang mengalir dari negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.
Amerika Serikat (AS) mengumumkan tarif yang lebih tinggi untuk baja China awal tahun ini, menambah negara-negara Amerika Selatan yang juga menaikkan pajak untuk hal yang sama.
Industri baja China telah mengalami penurunan produksi. Produksi turun lebih dari 3% dalam delapan bulan pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, perlambatan domestik berarti bahwa bahkan dengan pengurangan tersebut, ada terlalu banyak logam yang dapat diserap oleh ekonomi lokal. Hal ini mendorong ekspor baja naik lebih dari 20% pada periode yang sama.
Para pejabat di Seoul mengatakan, sebuah perusahaan lokal telah menuduh bahwa produk-produk China dijual di bawah nilai pasar.
Sementara itu, badan perdagangan Jepang sedang mempertimbangkan untuk melakukan pendekatan dengan Kementerian Keuangan sebelum akhir bulan ini, ketika semua instansi pemerintah mengajukan permintaan mereka untuk revisi tarif pada tahun fiskal berikutnya.
Produsen baja terbesar di Jepang, Nippon Steel Corp, telah mengatakan bahwa mereka sedang melobi pemerintah bersama dengan perusahaan-perusahaan lokal lainnya untuk memberlakukan langkah-langkah terhadap impor logam bangunan dari China.
(bbn)