Pasar Argentina ‘babak belur’ dalam beberapa hari terakhir setelah inflasi mencapai 104% yoy pada Maret dan ketidakpastian soal rencana program dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Kekeringan juga membuat ekonomi Argentina di ambang resesi.
Menambah kekhawatiran, penasihat utama Presiden Alberto Fernandez mundur tanpa menyebut alasan yang jelas.
Argentina kini berpacu dengan waktu untuk menghindari krisis karena investor lokal kini mulai mematok harga aset dengan dolar Amerika Serikat (AS). Investor cemas pemerintah akan berupaya mendevaluasi mata uang domestik jelang Pilpres pada Oktober mendatang.
“Pemerintah mencoba mengulur waktu dengan kontrol harga dan impor. Memang positif, tetapi suku bunga riil yang rendah membuat kurs menjadi overvalued. Langkah-langkah itu mungkin bisa mencegah kolaps dalam jangka pendek, tetapi menyebabkan kesulitan usai Pilpres,” sebut Adriana Dupita, Ekonom Bloomberg Economics untuk Brasil dan Argentina.
Kurs paralel Argentina, yang dikenal sebagai blue-chip swap, melemah 0,9% ke rekor terendah sepanjang masa di ARS 436/US$ pada pukul 15:23 waktu setempat.
(bbn)