Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Ragu Stimulus Properti Bisa Selamatkan Industri Baja China

Pramesti Regita Cindy
27 September 2024 15:40

Pabrik peleburan baja cair dari tanur tinggi. Dengan AKI dalam membantu produsen memangkas biaya dan reduksi emisi karton. (Dok: Bloomberg)
Pabrik peleburan baja cair dari tanur tinggi. Dengan AKI dalam membantu produsen memangkas biaya dan reduksi emisi karton. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin merasa sangsi pemberian stimulus oleh Pemerintah China, untuk menstabilkan sektor properti di negara tersebut, dapat menyelamatkan industri baja di Negeri Panda dari krisis.

Hal ini berkaca pada kasus sama yang terjadi pada 2008—2009, di mana saat itu Pemerintah China memberikan stimulus melalui insentif pembangunan infrastruktur dan properti yang dijadikan sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

Namun, Wijayanto meyakini akan sulit bagi Pemerintah China untuk kembali memberlakukan insentif tersebut.

"Sangat diragukan apakah Pemerintah China kali ini akan memberikan stimulus jumbo lagi. Mengingat sejak pertengahan 2022, industri baja China mengalami net-margin negative, saat ini mereka sedang dalam survival mode, sehingga jika insentif diberikan sifatnya jangka panjang, apalagi pasar domestik sedang mengalami perlambatan yang akut," kata Wijanyanto kepada Bloomberg Technoz, Jumat (27/9/2024). 

Baja China. (Dok: Bloomberg)

Lebih lanjut, Wijanyanto memperingatkan krisis industri baja China kali ini akan berpotensi cukup lama terjadi dan akan memberikan dampak signifikan terhadap industri baja global, termasuk Indonesia.