Penenggelaman ini menandai kemunduran besar bagi rencana modernisasi militer China, termasuk ambisinya untuk mengungguli Amerika Serikat (AS) dalam kekuatan laut. China terus meningkatkan belanja militer—anggaran pertahanan ditetapkan untuk tumbuh sebesar 7,2% pada tahun 2024—dengan fokus pada pembangunan angkatan lautnya.
Wall Street Journal mengatakan bahwa China berusaha keras untuk menutupi penenggelaman kapal tersebut, yang sebelumnya tidak pernah diungkapkan.
Pada Rabu (25/9/2024), Pentagon telah memuji China atas transparansi yang dilakukannya karena telah memberikan pemberitahuan lebih dulu mengenai uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua.
Angkatan laut China mengoperasikan 12 kapal selam bertenaga nuklir dan 48 kapal selam bertenaga diesel, demikian ungkap Pentagon dalam penilaian militer China pada Oktober. Negara ini berencana untuk memiliki 65 kapal selam pada tahun 2025.
(bbn)