Namun, kemajuan telah terhambat oleh keengganan Indonesia untuk beralih dari batu bara, sebagian karena undang-undang yang mencegah kerugian pada aset milik negara.
Sekitar 80% listrik negara tersebut dihasilkan dari bahan bakar fosil — dengan batu bara menyumbang sebagian besarnya — pada 2022, data BloombergNEF menunjukkan.
Tenaga surya dan angin hanya menghasilkan 0,3% secara gabungan. Jika negara ini mencapai target 5 GW, maka tenaga angin akan mencapai sekitar 2% dari total.
Meskipun tenaga angin diperkirakan akan memainkan peran yang relatif kecil dalam bauran energi masa depan Indonesia dibandingkan dengan tenaga surya, pengurangan target tersebut mencerminkan meningkatnya skeptisisme di Jakarta tentang kemampuan untuk mencapai tujuan di bawah JETP.
Rencana yang disusun bersama oleh Indonesia dan mitra internasionalnya bertujuan untuk mencapai puncak emisi negara tersebut pada tahun 2030, tetapi sekarang tampaknya hal itu tidak dapat dicapai.
Pemerintah sedang berunding dengan perusahaan listrik milik negara Perusahaan Listrik Negara untuk menyelesaikan rencana bisnisnya, yang akan menentukan penambahan energi yang direncanakan selama dekade berikutnya.
(bbn)