Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun, yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, turun 10 basis poin (bps) menjadi 4,14%.
Akan tetapi, Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester memberi sinyal mendukung berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan untuk menjinakkan inflasi. Mester juga menyinggung soal tekanan terhadap sektor perbankan saat ini bisa menyebabkan keketatan dalam penyaluran kredit.
Presiden The Fed Dallas Lorie Logan menyebut inflasi sudah “terlalu tinggi sehingga perlu dicermati.
“Jika The Fed masih mempertahankan arah kebijakan, maka kondisi finansial akan semakin ketat, ekonomi melambat menuju resesi, dan saham akan merosot tajam. Di sisi lain, faktor upside terbesar adalah The Fed terlalu cepat menarik diri. Meski The Fed gagal menjinakkan inflasi, dampaknya mungkin terasa dalam 12-24 bulan ke depan,” papar Chris Senyek dari Wolfe Research.
Di pasar lain, harga minyak mengalami koreksi terdalam selama lebih dari sebulan akibat sinyal perlambatan ekonomi global. Harga emas tidak banyak berubah dan berada di kisaran US$ 2.000/ons.
(bbn)