Logo Bloomberg Technoz

"BI selama ini menjadi bank sentral yang paling fokus pada stabilisasi mata uang dan arah kebijakan The Fed bila dibanding bank sentral Asia yang lain," kata Mitul Kotecha, Strategist Barclays Plc, dalam catatannya pekan lalu, dilansir dari Bloomberg.

Para traders menaikkan taruhan akan penurunan lebih lanjut BI rate, terindikasi dari pergerakan yield SBN (Dok. Bloomberg)

Koreksi Harga

Dalam perdagangan kemarin, pasar SBN rupiah (INDOGB) dan SBN valas (INDON) mengalami koreksi. Yield INDOGB bergerak dengan pola flattening uang terlihat dari kenaikan yield INDOGB 2Y sebesar 2,7 bps ke level 6,31%. Sementara yield INDOGB 5Y naik 3,3 bps jadi 6,21% dan 10Y naik 2,4 bps ke 6,46%, ditambah tenor 30Y naik 2 bps ke 6,86%. 

"Sementara itu, yield INDON mengalami bearish steepening. Koreksi ini sejalan dengan proyeksi kami, seiring naiknya yield UST 10Y menuju target 3,80%-3,90%," tulis tim analis fixed income Mega Capital Sekuritas, Lionel Priyadi dan Nanda Rahmawati.

Hari ini, Bank Indonesia kemungkinan masih akan kembali menggelar lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) di tengah lontaran rencana akan mengakhiri, seiring arus modal asing yang masuk makin deras di pasar surat utang negara.

Lelang SRBI kemungkinan juga akan memperlihatkan penurunan tingkat imbal hasil yang diminta oleh pasar. Pada lelang terakhir pekan lalu, incoming bids mencapai Rp46,04 triliun, naik 36% dibanding lelang pekan lalu. Investor meminta tingkat bunga diskonto lebih rendah. Bila dalam lelang sebelumnya, SRBI-12M diminta di 7,08-7,20%, dalam lelang hari ini permintaan rate makin rendah di 6,70-7,13%. Bank Indonesia akhirnya memenangkan bunga diskonto SRBI tenor terpanjang di level 6,84%, yang menjadi tingkat bunga terendah sejak awal Maret lalu.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi BI akan kembali memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps pada Oktober 2024. Proyeksi itu dilatarbelakangi langkah The Fed yang telah menggunting suku bunga lebih besar ketimbang prediksi, yaitu sebesar 50 bps pekan lalu. 

“Paling tidak kalau untuk ahead the curve Oktober itu ada ruang kemudian memangkas suku bunga acuannya lagi sebesar 25 basis. Apalagi dengan assessment kami tingkat inflasi di domestik itu akan relatif rendah,” ujar Asmo dalam taklimat media di Serang, Banten, Rabu (25/9/2024).

Ia menjelaskan, The Fed diperkirakan masih melanjutkan pemotongan suku bunganya 50 bps pada sisa tahun ini. Yakni, sebesar 25 bps pada November dan 25 bps pada Desember.

-- dengan bantuan laporan Azura Yumna.

(rui/aji)

No more pages