Logo Bloomberg Technoz

Peluang BI Rate Turun Lagi Kian Besar

Ruisa Khoiriyah
27 September 2024 10:20

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekspektasi para traders di pasar surat utang negara akan penurunan BI rate yang lebih besar ke depan, kian meningkat seiring naiknya taruhan di pasar global bahwa Federal Reserve, bank sentral Amerika, akan menggunting lebih banyak tingkat bunga pinjaman.

Ditambah dengan gebrakan bank sentral China, PBOC, yang menyiapkan paket stimulus moneter untuk membangkitkan ekonomi di Negeri Panda itu, turut menaikkan pamor aset-aset di emerging market Asia, terutama valutanya sehingga peluang pemangkasan bunga acuan lebih lanjut jadi semakin besar.

Sejauh ini, euforia dimulainya siklus penurunan bunga acuan telah memicu reli di pasar surat utang Asia. Indeks Bloomberg Emerging Market Asia Bond telah membukukan return 6% pada kuartal ini, kenaikan terbesar sejak 2008. Sedangkan sepanjang tahun hingga 26 September, return-nya sudah sebesar 7,1% year-to-date.

Mengacu data Bloomberg, yield atau tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 2 tahun terkikis tajam pasca putusan penurunan BI rate oleh Bank Indonesia pada 18 September yang mengejutkan mayoritas pelaku pasar. 

Keesokan harinya, yield SBN-2Y yang paling sensitif terhadap arah bunga acuan, turun 12 bps. Sampai data perdagangan Kamis kemarin, yield tenor ini sudah turun 25,2 bps dalam sebulan terakhir, kedua terbanyak setelah penurunan imbal hasil SBN tenor 5 tahun yang mencapai 30,5 bps pada periode yang sama. Sementara tenor 10Y, sebulan terakhir sudah turun 15,5 bps.