Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan tersebut tak lain disebabkan karena hanya ada 217 saham yang menguat, sementara 358 saham melemah, dan 212 saham stagnan. Total sebanyak 19,85 miliar saham ditransaksikan dengan dengan nilai Rp11,17 triliun. 

Penurunan tersebut juga terjadi bersamaan dengan pengumuman oleh Gubernur Bank Sentral China atau People's Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, yang memberikan paket stimulus untuk mendorong perekonomiannya yang sedang lesu, termasuk dukungan likuiditas sebesar setidaknya 500 miliar yuan (sekitar Rp1.078 triliun) untuk sektor saham.

Aksi Profit Taking

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menilai bahwa fluktuasi IHSG tersebut disebabkan oleh aksi profit taking, setelah kabar penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) 25 poin.

Pada saat bersamaan, Bank Sentral Amerika atau The Fed sebesar 50 poin, yang turut membuat IHSG sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah (ATH) menyentuh 7.900 akibat saham-saham big banks yang menghijau.

"Saya rasa ini mungkin koreksi yang cukup sehat ya, bukan di-drive oleh suatu perubahan bottom-up view dari sisi mungkin fundamental perusahaan, tapi lebih ke arah mungkin satu aktivitas profit-taking," ujar Adrian dalam konferensi pers secara daring, Kamis (26/9/2024).

Dia kemudian berpendapat bahwa kembali anjloknya IHSG tersebut bukan disebabkan oleh kinerja fundamental saham-saham perusahaan tersebut, melainkan koreksi yang wajar usai kenaikan signifikan.

Saat pemerintah China mengumumkan paket stimulus ekonomi  pada Selasa, bursa saham Negeri Panda, CSI 300 dan Shanghai Composite (China) memang langsung naik 4,33% dan 4,15%, sekaligus memimpin penguatan di Asia hingga saat ini.

Dalam kaitan itu, Adrian berpendapat reli saham bursa China itu tak akan mampu terus berlanjut dan bertahan lama.

"Kalau memang stimulusnya hanya sifatnya moneter, saya rasa mungkin sustainability dari sisi rally di bursa saham China itu mungkin harusnya gak akan bisa berlanjut panjang," kata dia.

"Kecuali memang dilakukan stimulus fiskal. Karena yang diperlukan adalah memang lebih ke arah fiskal karena walaupun mungkin suku bunga diturunkan, saya rasa loan demand-nya belum tentu akan naik juga karena memang ini resikonya lebih ke arah di fisKal dan juga bagaimana boosting animal spirits dari sisi sektor swasta di sana."

Masih Menguat

Pada hari ini, Kamis, IHSG tercatat mengalami rebound dengan menutup hari di 7.744,51, menguat 0,05% dan 3,61 poin dibandingkan hari sebelumnya. Posisi tertinggi IHSG hari ini ada di 7.763,08 sedangkan terendah sempat di 7.673,04.

Volume perdagangan melibatkan 22,64 miliar saham. Dengan nilai perdagangan Rp17,86 triliun. Frekuensi yang terjadi mencapai 1,37 juta kali transaksi.

Kenaikan tersebut juga terjadi oleh sejumlah ursa Saham Asia kompak bergerak menghijau. i.a CSI 300 (China), Hang Seng (Hong Kong), Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), Kospi (Korea Selatan), NIKKEI 225 (Tokyo), dan Topix (Jepang), yang masing-masing berhasil menguat 4,23%, 4,13%, 4,00%, 3,61%, 2,90%, 0,79%, dan 2,66%.

Senada, PSEI (Filipina), SENSEX (India), Weighted Index (Taiwan), dan Ho Chi Minh Stock Exchange (Vietnam), juga menguat mencapai 1,31%, 0,78%, 0,43%, dan 0,31%.

(wep)

No more pages