"Tentu saja topangannya adalah dari salah satunya dari konsumsi," ujar Andry. Meski begitu, dia menggarisbawahi jika pemerintah meski mendorong kebijakan yang lebih berdampak dan mampu menopang target tersebut.
Salah satu caranya ialah dengan pengentasan kemiskinan, termasuk mencari cara untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.
"Karena 5% is necessary but not sufficient kemudian untuk kita meloncat keluar dari middle income trap."
Dalam beberapa periode terakhir, lanjut Andry, kondisi-kondisi tersebut memang menjadi indikator ukuran makro, terutama makro sosial; tentang bagaimana negara mampu mengurangi jumlah kemiskinan.
"Ini tentu saja PR utama kemudian untuk kita tuntaskan di periode berikutnya," tutur dia.
Mengacu pada asumsi dasar ekonomi makro 2025, Indonesia sendiri juga telah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2%, dengan tingkat inflasi mencapai 2,5%.
Pada bagian lain, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga telah menargetkan konsumsi rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi dipatok tumbuh 5%, yang juga menjadi tumpuan ekonomi RI dengan proporsi kontribusi mencapai 53% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Faktor-faktor kegiatan yang perlu kita dorong bersama ketika bicara konsumsi kita jaga daya belinya, inflasi terkendali, dan bagaimana pekerja bisa meningkat,” ujar Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Noor Faisal Achmad.
(wep)