Bekerja dimanapun menjadi perhatian dua pertiga para karyawan, termasuk suasana kerja, preferensi teknologi, hingga lingkungan kerja yang fleksibel.
HP Inc dalam keterangan resminya menyatakan bahwa personalized work experience bisa meningkatkan hubungan dengan pekerjaan, dan memiliki implikasi positif bagi karyawan, juga perusahaan.
“64% knowledge workers mengatakan bahwa jika pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pribadi, mereka akan lebih berinvestasi pada pertumbuhan perusahaan,” tulis HP.
Hasil dari WRI turut menyatakan bahwa 69% knowledge workers percaya bahwa hal ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Selain itu, 68% knowledge workers keinginan personalisasi kerja akan mendorong mereka betah bekerja di sebuah perusahaan.
“Keinginan personalisasi ini begitu kuat sehingga 87% knowledge workers rela tidak menerima sebagian dari gaji mereka,” tulis hasil riset ini.
Indonesia masuk bagian dari negara yang disurvei, dimana hasilnya adalah 76% knowledge workers menyatakan peran mereka saat ini sudah disesuaikan dengan preferensi mereka.
87% dari segmen pekerja ini di Indonesia juga mempercayai jika personalisasi di tempat kerja akan meningkatkan hubungan mereka dengan pekerjaan.
Kemudian, 90%pemimpin bisnis di Indonesia mengaku mereka ingin personalisasi pengalaman kerja. Mereka yakin bahwa hal ini dapat mempengaruhi para pengambil keputusan di semua tingkatan.
(wep)