Ibrahim Kobeisi
Ibrahim Kobeisi merupakan komandan tertinggi Hizbullah terbaru yang terbunuh oleh agresi Israel di Beirut selatan, Selasa (24/9/2024). Disebutkan bahwa Kobeissi adalah komandan jaringan rudal dan roket sekutu Hamas tersebut.
Menurut militer Israel, Kobeissi bergabung dengan Hizbullah pada 1980-an dan memegang beberapa jabatan militer, termasuk komando unit Badr, salah satu dari tiga zona operasi Hizbullah di selatan Lebanon. Ia juga memimpin beberapa unit roket, termasuk unit rudal berpemandu presisi.
Kobeissi tewas dalam serangan di gedung permukiman padat penduduk bersama komandan-komandan lain dari pasukan rudal dan roket Hizbullah.
Ibrahim Aqil
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi, Jumat (20/9/2024) lalu, bahwa serangan udara yang menargetkan 16 komandan senior Hizbullah dan para operatornya menewaskan pemimpin tertinggi Ibrahim Aqil saat kelompok tersebut berkumpul di Beirut.
Aqil menjabat sebagai pejabat tertinggi Pasukan Radwan Hizbullah, yang telah mengawasi serangan-serangan harian terhadap Israel yang dimulai sejak 8 Oktober.
"Aqil dan para komandan yang tewas dalam serangan tersebut bertanggung jawab untuk merencanakan, memajukan, dan mengeksekusi ratusan operasi teroris terhadap Israel, termasuk perencanaan skema pembunuhan Hizbullah untuk menyerang komunitas-komunitas di Galilea," kata IDF dalam pernyataannya.
Ahmed Wahbi dan Abu Hassan Samir
Ahmed Wahbi dan Abu Hassan Samir termasuk di antara orang yang terbunuh bersama Aqil saat serangan Israel menghantam mereka.
Wahbi membantu mengoordinasikan serangan ke Israel, sedangkan Samir, mantan komandan Radwan, mengawasi pelatihan unit elit tersebut di Lebanon.
Wissam al-Tawil
Bersama Samir, Wissam al-Tawil bertugas langsung di bawah perintah Aqil sebagai komandan lapangan Pasukan Radwan.
Dia terbunuh pada Januari 2024 ketika serangan udara menghantam mobil SUV-nya di kampung halamannya di Khirbet Silem. Pada saat itu, al-Tawil merupakan pejabat Hizbullah dengan pangkat tertinggi yang tewas.
Fuad Shukr
Hizbullah mengalami salah satu pukulan terbesarnya pada 30 Juli, ketika serangan udara menewaskan Fuad Shukr, komandan militer tertinggi Hizbullah, yang merupakan salah satu pendiri utama dan orang kepercayaan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.
Meski mampu menghindari IDF selama berbulan-bulan, Shukr diduga digiring ke lokasi rentan serangan setelah menerima panggilan telepon di kediaman rahasianya di lingkungan Dahiyeh, Beirut. Kabar ini diungkap seorang pejabat Hizbullah kepada Wall Street Journal.
Menyusul kematian Shukr, Nasrallah bersumpah akan melakukan serangan balasan berdarah terhadap negara Zionis itu.
Taleb Sami Abdullah
Pada Juni, IDF mengonfirmasi kematian Taleb Sami Abdullah, orang di balik unit Nasr Hizbullah, yang disebut-sebut sebanding dengan Pasukan Radwan.
Abdullah terbunuh dalam serangan Israel yang menghancurkan pusat komando Hizbullah yang berada di Lebanon selatan.
Mohammed Nasser
Kurang dari sebulan kemudian, IDF membunuh Mohammed Nasser, pemimpin unit Aziz Hizbullah, salah satu dari tiga kompi utama di bawah komando Front Selatan kelompok tersebut.
Nasser diduga berada di balik penembakan yang terus menerus dilancarkan dari barat daya Lebanon. Komandan Hizbullah tersebut terbunuh saat serangan udara Israel menghantam Kota Tirus.
(ros)