Logo Bloomberg Technoz

Tak hanya itu, Faisal menyatakan program Makan Begizi Gratis (MBG) juga diharapkan menjadi salah satu faktor peningkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pertumbuhan ekonomi RI.

Selanjutnya, investasi dipatok tumbuh sebesar 5,5% dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 29,3%.

“Dari sisi peningkatan investasi [faktor-faktornya] infrastruktur pangan, energi, konektivitas dan digital, Sektor bernilai tambah tinggi seperti hilirisai SDA dan digitalisasi. Insentif fiskal terukur,” papar Faisal.

Sementara itu, ekspor diperkirakan akan tumbuh sebesar sebesar 5,4% dan diproyeksi berkontribusi 21,4% terhadap PDB.

Ia menjelaskan pertumbuhan tersebut akan dicapai dengan program hilirisasi dan penguatan di partisipasi rantai pasok global, serta diversifikasi produk dan pasar ekspor.

Sedangkan impor, ia memprediksi pada tahun depan dapat tumbuh sebesar 4,6% dan berkontribusi sebesar 18,9% terhadap PDB.

“Ini diharapkan bisa terjadi dengan transformasi ekonomi; peningkatan daya saing dan produktivitas, ketahanan energi, industri hijau dan rendah emisi. Industri ketahanan pangan. Pengembangan industri elektronik dan digital,” tutupnya.

Berikut ini asumsi dasar ekonomi makro dan sasaran atau indikator pembangunan 2025:

Asumsi dasar ekonomi makro tahun 2025:

  • Pertumbuhan ekonomi: 5,2%.
  • Inflasi: 2,5%
  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS: Rp 16.000
  • Tingkat Bunga SUN-10 tahun: 7%
  • Harga minyak mentah Indonesia: US$ 82 per barel
  • Lifting Minyak Bumi: 605 ribu barel per hari
  • Lifting Gas Bumi: 1.005 ribu barel setara minyak per hari

Sasaran dan indikator pembangunan 2025

  • Tingkat kemiskinan: 7-8%
  • Tingkat kemiskinan ekstrem: 0%
  • Tingkat pengangguran terbuka: 4,5-5%
  • Rasio gini: 0,379-0,382
  • Indeks Modal Manusia: 0,56
  • Nilai Tukar Petani (NTP): 115-120
  • Nilai Tukar Nelayan (NTN): 105-108

(azr/lav)

No more pages