Hal ini dibandingkan dengan total kapasitas energi negara ini sekitar 28.400 megawatt pada akhir tahun 2022, menurut data BloombergNEF.
Tenaga nuklir sedang dipertimbangkan di seluruh pasar negara berkembang untuk pembangkit listrik sepanjang waktu untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat dengan cepat dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Vietnam dan Indonesia juga sedang mempertimbangkan pengadopsiannya, sementara Amerika Serikat (AS) juga sedang berupaya untuk memulai kembali fasilitas yang telah ditutup.
Memiliki reaktor yang beroperasi pada tahun 2032 masih merupakan tujuan yang ambisius bagi Filipina.
Lima reaktor terhubung ke jaringan listrik untuk pertama kalinya pada tahun 2023, dan waktu konstruksi rata-rata hanya kurang dari 10 tahun, menurut Asosiasi Nuklir Dunia.
Ini bukan upaya pertama Filipina dalam bidang nuklir—Filipina memiliki beberapa pilihan untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik di pesisir barat yang telah menganggur selama hampir empat dekade, yang menelan biaya miliaran dolar dan tidak pernah menghasilkan satu watt listrik pun.
(bbn)