Logo Bloomberg Technoz

Lebih lanjut, kata Zulhas, dalam perundingan IEU-CEPA, Indonesia telah banyak memenuhi permintaan blok mata uang tunggal itu. Namun, permintaan terus menerus bertambah di setiap perundingan. Walhasil, hal itu membuat perundingan yang telah berjalan hingga 9 tahun ini masih terus berjalan alot. 

"Kita sudah banyak memenuhi permintaan. Kalau nambah lagi, nambah lagi, ya tentu repot ya. Kita ingin ini IEU-CEPA selesai, tetapi kan tergantung sananya juga, kan," tekan Zulhas.

Pada kesempatan sebelumnya, Wanendag Jerry Sambuaga juga mengharapkan agar kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa ini dapat terselesaikan secepatnya.

Akan tetapi, negosiasi masih berlangsung alot untuk sejumlah ketidaksepakatan yang belum terselesaikan; termasuk soal bea keluar, perizinan impor, bahan mentah, serta transmisi dan elektronik.

"Kami ingin agar perjanjian dagang ini selesai tahun ini, mudah-mudahan pada akhir bulan ini," ujar Sambuaga dalam sebuah wawancara, dikutip Bloomberg. "Jika tidak dapat diselesaikan bulan ini, mungkin bulan depan. Kami berharap dapat menyelesaikannya sesegera mungkin."

Hubungan antara Indonesia dan UE telah tegang baru-baru ini karena Peraturan Antideforestasi Uni Eropa, yang bertujuan untuk memerangi penebangan pohon-pohon di luar negeri sebagai akibat dari permintaan blok mata uang tunggal tersebut terhadap komoditas-komoditas utama, seperti kelapa sawit dan kopi.

Indonesia telah menjadi salah satu pengkritik paling vokal terhadap peraturan-peraturan tersebut, yang akan mulai berlaku pada akhir tahun ini, dan menyerukan pengecualian untuk pengakuan skema-skema sertifikasi dalam negeri.

Masih belum jelas apakah ketiadaan pengecualian atau penundaan akan mengganggu kesempatan-kesempatan untuk tercapainya kesepakatan tersebut.

Dikutip dari situs resmi European Union, Indonesia merupakan negara keenam di kawasan Asean yang memulai negosiasi perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan UE, setelah Singapura dan Malaysia pada 2010, Vietnam pada 2012, Thailand pada 2013, dan Filipina pada 2015.

Sementara itu, UE telah menyelesaikan perundingan perjanjian bilateral dengan dua negara di antaranya; Singapura yang selesai pada 2014 dan Vietnam 2015.

Dalam putaran ke-17 perundingan IEU-CEPA yang berlangsung pada 26 Februari—1 Maret 2024 di Bandung, Jawa Barat; kedua belah pihak menyelesaikan tiga bab secara teknis dan mendorong diskusi akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi.

Ketiga bab tersebut yakni Bab Kerja Sama Sistem Pangan Berkelanjutan, Hambatan Teknis Perdagangan, dan Ketentuan Institusional.

Selain itu, 12 isu perundingan juga turut dibahas dalam putaran ini. Isu tersebut di antaranya perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, kerja sama sistem pangan berkelanjutan, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal barang, energi dan bahan mentah, hambatan teknis perdagangan, subsidi, kekayaan intelektual, ketentuan institusional, dan klausul antipenipuan.

(prc/wdh)

No more pages