"Kita perlu melihat situasi ekonomi secara komprehensif, objektif, dan tenang, menghadapi tantangan yang ada, dan memperkuat kepercayaan diri untuk menjalankan tugas ekonomi dengan baik," ungkap Politbiro, seperti dikutip oleh Xinhua.
Langkah ini mengikuti pengumuman kebijakan besar oleh gubernur bank sentral China, Pan Gongsheng, yang pada awal minggu meluncurkan paket stimulus paling ambisius dalam beberapa dekade terakhir. Stimulus tersebut berhasil menghidupkan kembali pasar saham China, dengan Indeks CSI 300 — tolok ukur utama saham China onshore — mencatatkan lonjakan terbesar sejak Juli 2020.
Meski demikian, ancaman terhadap perekonomian China masih sangat nyata. Krisis sektor properti yang telah berlangsung lama diperkirakan telah menghapus kekayaan rumah tangga hingga US$18 triliun, yang berdampak besar terhadap konsumsi domestik. Hal ini juga mendorong China ke dalam periode deflasi terpanjang sejak 1999.
Selain itu, ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat dan Eropa terkait tuduhan kelebihan kapasitas produksi China semakin menambah tekanan. Meskipun sektor manufaktur masih menjadi titik terang dalam perekonomian, ketidakpastian global turut mempengaruhi stabilitas ekonomi dalam negeri.
Pertemuan Politbiro ini diadakan mendekati akhir bulan, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di era Xi Jinping. Biasanya, pertemuan bulan April meninjau hasil kuartal pertama, sedangkan pertemuan Juli digunakan untuk merencanakan langkah-langkah strategis hingga akhir tahun. Pertemuan Desember akan menentukan kebijakan ekonomi utama untuk tahun berikutnya. Pada tahun 2016 dan 2018, rapat Politbiro Oktober juga membahas situasi ekonomi, selain dari tiga sesi bulanan tersebut.
(bbn)