Logo Bloomberg Technoz

Ekspor CPO Indonesia Rontok, Gapki Sebut Gegara China Banjir Stok

Pramesti Regita Cindy
26 September 2024 12:00

Tandan buah segar./Bloomberg-Ferley Ospina
Tandan buah segar./Bloomberg-Ferley Ospina

Bloomberg Technoz, Jakarta Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut lesunya pasar global terhadap permintaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) disebabkan karena negara-negara importir utama, seperti China, masih memiliki stok yang tinggi.

Hal tersebut pula yang telah membuat Gapki meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan bea keluar (BK), pungutan ekspor (PE), dan domestic market obligation (DMO) untuk ekspor minyak kelapa CPO di tengah tren harga yang cenderung melembam.

"Masalah pasar lesu ini terjadi karena negara importir masih mempunyai stok yang tinggi, contoh China. Lalu, dengan adanya kenaikan import duty dari India, ini juga dapat menyebabkan ekspor kita menurun," kata Ketua Umum Gapki Eddy Martono kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (26/9/2024).

Neraca sawit Indonesia sampai dengan Juli 2024./dok. Gapki

Meski demikian, Eddy menilai keputusan Kementerian Keuangan mengeluarkan kebijakan pemangkasan terbaru terkait dengan pungutan ekspor CPO diharapkan mampu membawa angin segar bagi ekspor Indonesia, terutama dalam meningkatkan daya saing di pasar global.

"Dengan kebijakan baru tersebut dengan average harga patokan ekspor [HPE] US$839,53 [per metrik ton] untuk CPO PE turun 27%; crude palm kernel oil [CPKO] turun 27%; refined palm oil  [RPO] turun 35; seharusnya ini cukup membantu untuk mendorong ekspor," ujarnya.