Logo Bloomberg Technoz

INDOGB-2Y naik 1,8 bps ke 6,026%, sedangkan tenor 10Y masih turun sedikit 0,3 bps ke 6,411%. Sementara INDON-10Y naik 1,9 bps ke 4,569%. 

Kenaikan yield SBN dipengaruhi oleh sentimen global di mana dalam perdagangan tadi malam yield Treasury, surat utang AS, bergerak naik lebih dari 5 bps di semua tenor.

Secara teknikal, nilai rupiah berpotensi tertekan ke zona merah, dengan pelemahan menuju area Rp15.150/US$ sampai dengan Rp15.180/US. Level support terkuat rupiah ada di Rp15.200/US$.

Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada Rp15.050/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp15.000/US$.

Selama nilai rupiah berada di atas Rp15.130/US$ usai tertekan, maka terdapat potensi pelemahan lebih lanjut. Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp15.040/US$ dalam tren jangka menengah atau dalam sepekan perdagangan, maka rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp14.980/US$.

Indeks dolar AS dini hari tadi ditutup naik di 100,91 di pasar New York, ketika semua tenor Treasury membukukan kenaikan imbal hasil lebih dari 5 bps terutama tenor 10Y yang naik 5,7 bps ke 3,78%.

Penguatan dolar kemarin terjadi setelah pada Selasa the greenback  pertama kali melemah setelah tiga hari perdagangan mencetak reli. Di Asia pagi ini, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia masih stabil di kisaran 100,92.

Pasar menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2024 yang diprediksi melambat dengan laju 2,9% pada kuartal II dibanding 3% pada kuartal sebelumnya.

Begitu juga data konsumsi pribadi serta GDP Price Index akan menjadi perhatian pasar.

Gubernur The Fed Adriana Kugler pada pernyataan kemarin menyebut, ia sangat mendukung keputusan penurunan bunga The Fed pekan lalu dan menyatakan akan tepat bagi The Fed memangkas bunga lagi bila inflasi terus melemah seperti prediksi.

Pasar akan menunggu pernyataan Powell dalam forum pasar obligasi AS, yang akan menjadi statemen pertama bos The Fed itu setelah keputusan bersejarah memangkas bunga acuan pekan lalu. 

(rui)

No more pages