Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada Rp15.050/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp15.000/US$.
Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp15.130/US$ usai tertekan, maka terdapat potensi melanjutkan pelemahan. Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp15.040/US$ dalam tren jangka menengah atau dalam sepekan perdagangan, maka rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp14.980/US$.
Ketegangan Timur Tengah
Israel meningkatkan kapasitas serangan udara terhadap Hizbullah di Lebanon, menjadi yang terbesar sejak 2006, pasca menembak jatuh rudal yang pernah ditembakkan ke Tel Aviv.
Warga Lebanon mulai banyak bergerak mengungsi, khawatir akan eskalasi konflik yang bisa memicu perang berdarah layaknya di Gaza setahun terakhir.
Negara sekutu terbesar Israel, AS juga Eropa, berikut negara-negara di kawasan Timteng berupaya meredakan peningkatan konflik dan meredakan serangan darat Israel ke Lebanon. Skenario itu bisa berubah menjadi perang di seluruh kawasan yang berisiko menyeret AS dan Iran terlibat konfrontasi langsung. Harga minyak masih anteng merespon peningkatan ketegangan itu.
Sementara itu, para investor juga mencermati data baru yang dirilis Rabu kemarin di mana penjualan rumah baru di AS tercatat lebih tinggi ketimbang ekspektasi yaitu sebesar 716.000, namun turun dibanding bulan sebelumnya sebesar 751.000.
Malam nanti, pelaku pasar akan menunggu data pertumbuhan ekonomi AS yang diprediksi melambat dengan laju 2,9% pada kuartal II dibanding 3% pada kuartal sebelumnya.
Begitu juga data konsumsi pribadi serta GDP Price Index akan menjadi perhatian pasar.
Gubernur The Fed Adriana Kugler pada pernyataan kemarin menyebut, ia sangat mendukung keputusan penurunan bunga The Fed pekan lalu dan menyatakan akan tepat bagi The Fed memangkas bunga lagi bila inflasi terus melemah seperti prediksi.
(rui)
