Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan menggunakan CPO akan bertambah.. Sebab, berbagai komoditas itu memang bisa saling menggantikan.
Di sisi lain, ada sinyal bahwa permintaan CPO naik. Sejumlah perusahaan kargo memperkirakan ekspor produk sawit Malaysia pada 1-25 September naik 13-13,9% dibandingkan periode yang sama bulan lalu.
Sedangkan di Indonesia, Gabungan Industri Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat konsumsi CPO Tanah Air naik 90.000 ton menjadi 2,03 juta ton pada Juli dari 1,94 juta ton bulan sebelumnya.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertengger di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 59.45. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang berada di posisi bullish.
Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 100. Investor patut waspada, karena ini sudah yang paling tinggi. Sangat jenuh beli (overbought).
Alhasil, reli panjang berisiko membuat harga CPO terpeleset. Ada kemungkinan harga CPO mengalami koreksi teknikal mengingat kenaikannya sudah begitu tinggi.
Harga CPO rasanya akan menguji support terdekat di Moving Average (MA) 5 yakni MYR 4.003/ton. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 3.976/ton bisa menjadi target berikutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 4.069/ton yang juga merupakan pivot point. Apabila tertembus, maka target di rentang MYR 4,092-4.135/ton akan terkonfirmasi.
(aji)