Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan angkat bicara terkait isu tidak adanya Ujian Nasional (UN) membuat sulit kuliah di luar negeri.

Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menjelaskan Ujian Nasional adalah ujian untuk kelulusan, bukan untuk seleksi masuk perguruan tinggi (PT). Jadi Ujian Nasional bukan faktor penentu penerimaan murid lulusan Indonesia PT, baik di dalam maupun di luar negeri. 

“Ketika UN masih diberlakukan pun murid lulusan Indonesia tetap harus mengikuti 1 tahun persiapan kuliah untuk masuk ke PT di negara seperti Jerman. Ini terjadi karena persiapan untuk memasuki PT akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium), sedangkan di Indonesia hanya sampai kelas 12,” ujar Anindito kepada Bloomberg Technoz.

Anindito mengutarakan kita perlu membedakan antara ujian untuk kelulusan, ujian untuk seleksi, dan asesmen untuk monitoring dan evaluasi sistem. Ketiga ujian itu berbeda fungsi dan karakteristiknya. 

“Kemendikbudristek menghapus UN sebagai ujian kelulusan. Ujian seleksi masuk PTN tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke PTN,” tambahnya.

Untuk isu yang ditolak masuk universitas di luar negeri karena tidak ada UN, pihak Kemendikbudristek meminta calon mahasiswa untuk mengikuti tes yang diselenggarakan untuk keperluan seleksi.

“Saat ini kami terus melengkapi tes seleksi untuk murid kelas 12 dan melakukan sosialisasi termasuk melalui atase pendidikan di luar negeri,” ungkap Anindito.

Di sisi lain, ada PT seperti University of Melbourne, Australia, yang telah melakukan kajian terhadap capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka di kelas 11 dan 12. 

“Mereka menyimpulkan bahwa capaian tersebut setara dengan capaian di kurikulum Australia, sehingga murid lulusan Kurikulum Merdeka tidak harus mengikuti persiapan pra-kuliah lagi,” tambah Anindito.

Anindito kembali menjelaskan kenapa UN dihapuskan dan menggantinya dengan Asesmen Nasional (AN).

“AN menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran. Sebelumnya, monitoring dan evaluasi sekolah berfokus pada indikator-indikator yang tidak terkait dengan kualitas belajar,” ujar Anindito.

“Untuk ujian masuk PTN tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk PTN,” tambahnya.

Sebelumnya pemilik akun TikTok @irwanprasetiyo membagikan cerita terkait banyak lulusan SMA tidak bisa lagi diterima langusng di Universitas Belanda karena Ujian Nasional dihapuskan. Hal tersebut dikarenakan, kurikulum SMA di Indonesia dianggap belum setara dengan Belanda.

Watch on TikTok

(spt)

No more pages