Logo Bloomberg Technoz

Dilema Ekspor Listrik RI ke Singapura: Bahlil & Luhut Beda Suara

Dovana Hasiana
25 September 2024 15:50

Gedung pencakar langit di kawasan pusat bisnis Singapura. (Dok: Lauryn Ishak/Bloomberg)
Gedung pencakar langit di kawasan pusat bisnis Singapura. (Dok: Lauryn Ishak/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan tengah mengkaji ulang ihwal wacana ekspor listrik rendah emisi dengan energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya ke Singapura.

Adapun, pernyataan tersebut dilontarkan justru pada saat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong adanya ekspor listrik, asalkan produsen tenaga surya dan rantai pasok atau supply chain dari negara tujuan ekspor mendirikan pabrik di Indonesia.

Menurut Bahlil, Kementerian ESDM menghendaki agar ekspor listrik EBT tetap sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

“Kalau di Republik [Indonesia] belum cukup atau belum paten, ya kenapa harus kita kirim ke luar? Jadi jangan kita ini jadi follower orang gitu loh. Kita harus jadi lokomotif Asean, bukan follower Asean gitu,” ujar Bahlil dalam agenda Green Initiative Conference 2024, Rabu (25/9/2024).

Bahlil memastikan kesepahaman ekspor listrik rendah emisi melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ke Singapura tidak gagal walaupun terdapat kajian tersebut. Kendati demikian, Bahlil menggarisbawahi ekspor listrik ke Singapura masih sebatas nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).