Logo Bloomberg Technoz

Pasukan Roket PLA berada dalam sorotan belakangan ini, terutama setelah adanya penyelidikan korupsi terhadap pejabat tinggi. Laporan dari badan intelijen AS menunjukkan bahwa korupsi yang meluas telah menghambat upaya Presiden Xi Jinping untuk memodernisasi angkatan bersenjata dan menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan China dalam menghadapi perang.

Tahun lalu, Pentagon memperingatkan bahwa China terus memperluas dan memodernisasi persenjataan nuklirnya. Diperkirakan China memiliki sekitar 500 hulu ledak operasional, dan jumlah ini diperkirakan bisa meningkat menjadi lebih dari 1.000 pada tahun 2030.

"Menurut saya, modernisasi nuklir China telah mendorong pengujian baru," kata Ankit Panda, Senior Fellow di Carnegie Endowment for International Peace. "Rudal ini mungkin merupakan bagian dari generasi baru ICBM yang sebelumnya belum pernah diuji ke arah Pasifik. Ini mencerminkan era baru senjata nuklir di Asia."

Uji coba China ini terjadi saat musuh AS lainnya, seperti Rusia dan Korea Utara, juga memperkuat program ICBM mereka. Tahun lalu, Korea Utara menguji ICBM Hwasong-18 yang berbahan bakar padat, yang tampaknya dirancang untuk membawa beberapa hulu ledak nuklir.

Sementara itu, Rusia menghadapi masalah dalam program ICBM mereka setelah rudal balistik antarbenua Sarmat, yang dikenal di Barat sebagai Satan II, gagal dalam uji coba peluncuran. Menurut laporan Guardian, citra satelit menunjukkan bahwa rudal tersebut meledak di silo peluncuran.

(bbn)

No more pages