Logo Bloomberg Technoz

"Pertama, membawa nilai tambah. Jadi kalau [industri] turun, nilai tambahnya akan berkurang. Kedua, menandakan kepercayaan investasi jangka panjang, karena kalau manufaktur kan tidak mungkin pendek-pendek ya waktu [investasinya]. Ketiga, tanda bahwa SDM kita makin maju."

Meski demikian, Anin mengaku masih belum yakin apakah PMI manufaktur Indonesia pada September 2024 akan kembali rebound. "Belum tahu, kita mesti lihat. Dan banyak teman-teman dari usaha yang bisa dibilang sedikit wait and see. Akan tetapi, saya rasa pada kuartal I-2025 akan pick up [lebih baik]," tegasnya. 

Sekadar catatan, S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) ada di 49,3 pada Agustus 2024. PMI di bawah 50 menandakan aktivitas yang sedang terkontraksi, bukan ekspansi. Ini menjadi kali pertama PMI manufaktur Indonesia berada di bawah 50 sejak Agustus 2021.

"Pemesanan baru [new orders] dan produksi turun untuk kali pertama dalam lebih dari 2 tahun. Pembelian bahan baku dikurangi, dan penyerapan tenaga kerja turun dalam laju tercepat sejak September 2021," sebut Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, dalam keterangan tertulis.

(prc/wdh)

No more pages