Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Bank Sentral China memangkas suku bunga acuan pada pinjaman kebijakan satu tahun sambil menarik likuiditas bersih melalui fasilitas pinjaman. Pasalnya otoritas moneter bergeser ke alat jangka pendek dalam perombakan kerangka kebijakannya. 

People's Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah menjadi 2% dari sebelumnya 2,3%, menurut pernyataan pada Rabu.

Gubernur Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC), Pan Gongsheng, mengumumkan beberapa kebijakan untuk mendorong pinjaman dan meringankan beban utang yang ada. Kebijakan tersebut mencakup pemotongan Rasio Persyaratan Cadangan (Reserve Requirement Ratio/RRR), pemangkasan suku bunga kebijakan tujuh hari, serta penurunan suku bunga KPR untuk pinjaman yang sudah ada.

Pan juga menyatakan kemungkinan adanya pemotongan RRR lebih lanjut.

Selain itu, Pan mengumumkan dukungan likuiditas sebesar setidaknya 500 miliar yuan (mencapai Rp1.078 triliun) untuk sektor saham. Sebuah fasilitas swap akan dibuka untuk memungkinkan perusahaan sekuritas, dana, dan asuransi mendapatkan akses ke PBOC untuk membeli saham.

Ia juga menyebutkan bahwa otoritas sedang mengkaji pembentukan dana stabilisasi saham, meskipun detailnya belum diungkapkan.

“Pelonggaran kebijakan moneter lebih berani daripada yang diperkirakan, dengan penurunan suku bunga dan pemangkasan RRR yang diumumkan pada waktu yang sama," kata Becky Liu, Kepala Strategi Makro China di Standard Chartered Plc.

“Kami melihat ruang untuk pelonggaran yang lebih berani di kuartal-kuartal mendatang, setelah penurunan suku bunga The Fed yang sangat besar,” jelasnya.

Bank Sentral China telah mengumumkan kebijakan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendorong perekonomian, di tengah upaya berani otoritas setempat untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 5%.

Selain itu, sentimen di pasar makin menguat mencermati langkah The Fed, Bank Sentral AS akan kembali memangkas suku bunga acuan sejurus dengan sinyal kelesuan yang tercermin dari data indeks Keyakinan Konsumen AS semalam di mana angkanya melambat terdalam sejak Agustus 2021.

Laporan tersebut juga menggarisbawahi kekhawatiran terkait kelesuan di pasar tenaga kerja ketika data Manufaktur juga lebih lemah ketimbang prediksi.

Indeks Manufaktur AS juga melambat. Data tersebut memicu ekspektasi bahwa The Fed akan memotong suku bunga acuannya sebesar 0,5% lagi tahun ini, yang akan mendukung permintaan untuk aset dengan imbal hasil lebih tinggi, kata Christian Lawrence, Ahli Strategi Lintas Aset di Cooperatieve Rabobank.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, PBOC telah mengumumkan sejumlah paket stimulus moneter di tengah semakin parahnya kelesuan ekonomi China.

“Namun, investor sejauh ini belum melihat pengumuman terkait langkah tegas untuk mendongkrak permintaan konsumen, sesuatu yang selama ini hilang dalam pembentukan kebijakan stimulus ekonomi China. Pemerintah China sedang berusaha membangkitkan ekonomi tanpa menggunakan kebijakan atau paket stimulus ekonomi berskala besar, seperti yang pernah dilakukan saat menghadapi krisis di masa lampau,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Kebijakan yang bersifat ‘tambal sulam’ seperti saat ini belum membuahkan hasil memuaskan. Ekonomi China bahkan tumbuh dengan laju paling lambat dalam lima kuartal, situasi yang menguji batas toleransi Pemerintah terkait kegagalan mencapai target pertumbuhan ekonomi untuk kedua kalinya dalam tiga tahun.

“Pelaku pasar ingin melihat lebih banyak, mungkin langkah lain untuk meningkatkan konsumsi, dan konsensus umum tampaknya hal itu tidak akan terjadi sampai setelah Pemilu AS,” tulis Maybank Sekuritas Pte. Ltd. (Wong Kok Hoong, Kepala Ekuitas Institusi)

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,04% ke 7.778 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. 

Namun demikian, “Selama IHSG belum mampu menembus 7.910-7.923 sebagai resistance-nya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave [ii] dari wave 3 atau wave 4 dari wave (3) pada label merah,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (25/9/2024).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ANTM, BFIN, CTRA, dan UNTR.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, Wall Street lanjutkan penguatan di Selasa (24/9). Lagi-lagi, pemangkasan agresif suku bunga acuan oleh The Fed meredam sentimen negatif dari pelemahan kondisi ekonomi

“Sentimen regional dari rencana stimulus moneter oleh Bank Sentral China turut menopang rally atau Bullish momentum IHSG. Dengan demikian, IHSG masih berpeluang kembali uji resistance dan level psikologis 7.800 di Rabu (25/9),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MDKA, INCO, TINS, LSIP, PTPP, dan UNVR

(fad/wep)

No more pages