Logo Bloomberg Technoz

Jerat Middle Income Trap RI: Gegara TKDN hingga Insentif Timpang?

Pramesti Regita Cindy
25 September 2024 10:10

Perakitan motor listrik Alva di Alva Manufacturing Facility, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Perakitan motor listrik Alva di Alva Manufacturing Facility, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin membeberkan beberapa kebijakan domestik yang dinilai menghambat pertumbuhan industri dan menghalangi Indonesia untuk bisa lepas dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Hal ini selaras dengan pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan bahwa jebakan kelas menengah biasanya muncul dalam bentuk regulasi-regulasi yang membuat perekonomian menjadi sulit, yang pada akhirnya mempersulit hidup masyarakat.

"Ada banyak kebijakan yang justru menghambat pertumbuhan industri kita. Beberapa yang menonjol di antaranya terkait dengan kebijakan sektor pertanahan [pembebasan lahan penuh ketidakpastian dan dipenuhi mafia]," kata Wijayanto, dikutip Rabu (25/9/2024).

Tak hanya itu, dia juga menyoroti kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang dinilainya kurang realistis dan menghambat akselerasi industrialisasi di dalam negeri. 

TKDN sendiri adalah persentase komponen atau bahan yang berasal dari dalam negeri yang digunakan dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Istilah ini sering digunakan dalam konteks kebijakan industri untuk mendorong penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan teknologi lokal. 

Pekerja memproduksi ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di Indramayu, Rabu (18/9/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)