Pekan lalu, The Fed sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke 4,75-5%. Ini menjadi penurunan pertama sejak 2020, kala pandemi Covid-19 merajalela.
Namun sepertinya ini bukan pemangkasan terakhir. Hingga akhir 2024, The Fed diperkirakan masih punya ruang menurunkan suku bunga acuan 2 kali lagi.
“Dalam 12 bulan ke depan, kami memiliki jalan untuk membuat suku bunga acuan menjadi netral,” ujar Austan Goolsbee, Gubernur The Fed Chicago, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Menurut Goolsbee, posisi Federal Funds Rate saat ini masih ratusan bps di atas netral.
Sementara Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari menyebut dirinya memilih bank sentral untuk menurunkan masing-masing 25 basis poin dalam 2 rapat The Fed pada sisa tahun ini. “Secara umum, stance (posisi) kebijakan kami masih tetap ketat,” tegasnya dalam wawancara bersama CNBC.
Sedangkan Anggota Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller mengeluarkan pernyataan yang senada dengan Kashkari. Namun jika data yang ada berkata lain, maka bukan tidak mungkin The Fed bisa lebih agresif.
“Jika pasar tenaga kerja memburuk, atau inflasi turun lebih rendah dari ekspektasi, maka Anda akan melihat laju yang cepat (dalam penurunan suku bunga),” ucapnya, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Berbagai komentar ini membuat pasar makin yakin bahwa The Fed belum selesai dengan pelonggaran moneter. Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,5-4,75% dalam rapat November adalah 43,9%. Adapun kemungkinan pemangkasan 50 bps ke 4,25-,45% mencapai 56,1%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun, karena ikut menurunkan opportunity cost.
(aji)