Logo Bloomberg Technoz

Stimulus China Dorong Rekor Bursa Saham Negara Berkembang

News
25 September 2024 06:10

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Michael O'Boyle and Peter Laca - Bloomberg News 

Bloomberg, Bursa saham negara berkembang naik ke level tertinggi dalam dua setengah tahun, setelah China memberikan paket stimulus ekonomi dan penurunan tak terduga indeks kepercayaan konsumen AS yang memicu pertaruhan pemotongan suku bunga besar lainnya oleh Federal Reserve.

Indeks MSCI untuk negara berkembang ditutup dengan kenaikan 1,9% waktu setempat, Selasa (24/9/2024), melanjutkan kenaikannya ke hari keempat. Indikator pasar uang negara berkembang naik 0,2%, dengan mata uang Brasil dan Chili naik paling tinggi karena stimulus Tiongkok akan mendukung prospek harga ekspor komoditas Amerika Latin.

Indeks manufaktur AS juga melambat. Data tersebut memicu ekspektasi bahwa Fed akan memotong suku bunga acuannya sebesar 0,5% lagi tahun ini, yang akan mendukung permintaan untuk aset dengan imbal hasil lebih tinggi, kata Christian Lawrence, ahli strategi lintas aset di Cooperatieve Rabobank.

"Kami melihat pelemahan ekonomi AS yang meluas yang diperburuk oleh data dan penurunan imbal hasil, tetapi ada juga cerita tentang kekuatan mata uang yang didorong oleh stimulus Tiongkok," kata Lawrence.