Indonesia jadi negara pertama di kawasan ASEAN yang merilis program afiliasi ini, disusul Thailand dan Vietnam. Di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), serta Korea Selatan telah hadir lebih awal.
Youtube Shopping, lanjut Travis Katz, General Manager dan Vice President Shopping, YouTube, makin mempererat hubungan kreator, pemilik brand, juga penonton.
Di tengah persaingan yang terus terjadi, Youtube mengklaim berada di posisi tersendiri. Tahun lalu dengan jumlah waktu menonton lebih dari 30 miliar jam video adalah modal terharga untuk perusahaan.
Masih dari data tersebut, "menunjukkan kepercayaan mereka pada rekomendasi kreator dan keinginan mereka akan ulasan serta demonstrasi produk yang otentik," jelas Youtube.
Youtube mengaku bahwa platformnya bisa menjadi pilihan penonton video online mencari informasi produk sebelum memutuskan pembelian.
"Kami telah menyaksikan bagaimana para kreator di Indonesia menemukan dan terhubung dengan audiens mereka, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, dan kami berharap dapat semakin memberdayakan komunitas kreator dengan peluang dan pilihan monetisasi yang lebih beragam ini, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," urai Ajay Vidyasagar, Direktur Regional APAC, YouTube.
Sebelumnya Youtube mendorong kehadiran social commerce (bermedia sosial dan berbelanja dalam satu platform) lewat kemitraan dengan Shopify, dilansir dari Techcrunch. Dorongan kemitraan dengan platform perdagangan ritel online di tengah perlambatan iklan digital.
Bulan April lalu YouTube mengumumkan fitur "Shopping Collections" mirip program afiliasi TikTok Shop, yang yang memungkinkan konten kreator untuk mengkurasi barang yang dapat dibeli, merencanakan video yang dapat dibeli dengan lebih baik, dengan cepat memonetisasi video yang sudah lama, dan masih banyak lagi.
Menggandeng lebih erat Shopify merupakan jalan platform berbagi video milik Alphabet Inc ini menyegarkan kembali program afiliasi YouTube Shopping. Kemitraan terbaru membuat lebih banyak merek bergabung.
(fik/wep)