“Kalau tujuannya adalah mendukung kebijakan dan mewujudkan proses transisi menuju energi yang lebih baik dan berkelanjutan, bentuk bantuannya semestinya berbentuk hibah, bukan pinjaman yang pada akhirnya hanya akan menambah dalam lubang utang Indonesia,” ujar Atinna.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan transisi energi kendati membutuhkan dana yang cukup besar, tetapi diharapkan tidak menambah beban utang pemerintah maupun BUMN.
“Jumlah utang pemerintah saat ini sudah lebih dari Rp8.500 triliun. Belum ditambah beban utang jatuh tempo plus bunga pada 2025 sebesar Rp1.350 triliun, yang sebagian akan dibayar lewat penambahan utang baru. Maka estimasi tahun depan utang pemerintah bisa tembus Rp9.500-10.000 triliun. Tambahan beban utang baru dari ADB akan mempersempit ruang fiskal, dan meningkatkan ketergantungan pada utang luar negeri,” ujar Bhima.
Selain ADB, kata Bhima, Indonesia juga tidak boleh melupakan skema kemitraan Just Energy Transition Partnership yang hanya memberikan porsi hibah 1,32% setara US$284,4 juta dari total komitmen US$21,6 miliar. Sementara pinjaman dengan persyaratan (concessional loan) cukup dominan.
Pemerintah idealnya lebih tegas dalam mendesak ADB, maupun lembaga keuangan internasional lain, agar porsi hibah lebih besar, sebagai bentuk tanggung jawab negara maju dan lembaga multilateral dalam membantu negara berkembang.
Meskipun ADB tidak memaparkan secara spesifik pemanfaatan pembelanjaan dari dana pinjaman baru tersebut, Celios memproyeksikan sebagian besar dari dana tersebut, yakni sebesar US$300 juta akan digunakan bagi pembiayaan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Melalui inventarisasi media dan riset lapangan, Celios menemukan dari 18 PLTP terpasang, keberadaan 15 di antaranya diwarnai masalah, terutama terkait kehidupan dan penghidupan masyarakat sekitar PLTP, dimulai dari dampak lingkungan, berupa keringnya tanaman produksi yang berpotensi disebabkan oleh keluaran gas hidrogen sulfida (H2S) dari pembangkit, dan pencemaran air tanah yang berkorelasi dengan proses fracking dan penyuntikan sisa pengolahan uap air ke dalam tanah.
(dov/roy)