Diurutan kesekian, anggaran infrastruktur dikurangi menjadi Rp400 triliun, angka tersebut lebih rendah dari anggaran di tahun 2024 yang mencapai Rp422,7 triliun. Anggaran ini akan difokuskan pada infrastruktur kesehatan, konektivitas, pangan, energi, serta keberlanjutan pembangunan IKN.
“Sehingga kami memiliki outlook Neutral untuk sektor konstruksi dengan top picks kami saham PTPP dengan rekomendasi Buy target harga Rp510/saham (implied PB 0,3x di 2025F),” paparnya dalam riset terbaru.
Holding BUMN Konstruksi Jadi Solusi
Mencermati lebih jauh, pembentukan Holding BUMN Konstruksi akan dan bisa jadi solusi, wacana pembentukan Holding BUMN Konstruksi sudah sejak lama diwacanakan, namun realisasinya masih belum dapat dirasakan hingga sekarang.
Tak dapat dipungkiri, memang terdapat banyak kerumitan untuk meleburkan Perusahaan- perusahaan konstruksi BUMN yang ada seperti saat ini, belum lagi masih terdapat induk Perusahaan maupun anak usaha yang masih menderita rapor merah dari sisi keuangan.
“Namun kami menilai pembuatan Holding BUMN Konstruksi merupakan solusi paling tepat untuk memperbaiki industri usaha konstruksi saat ini,” jelas Aqil.
Ia melanjutkan, sebenarnya Pemerintah dapat mengambil contoh bagaimana pengelolaan industri konstruksi seperti di China yang membagi per-kompetensi perusahaan. Terlebih Pemerintah juga dapat mencontoh pada MIND ID yang cukup sukses membuat tatanan industri yang lebih sehat.
Pembangunan Keberlanjutan IKN
Mengulas perihal IKN, Ibu Kota Nusantara, Otorita IKN telah menganggarkan pembangunan proyek IKN pada 2021 lalu dengan perkiraan awal akan menghabiskan dana sebesar Rp466 triliun.
Proyek yang selalu ‘Digaungkan’ tidak akan menggunakan banyak APBN ini menghadapi hambatan dari berbagai sisi, dimulai dari belum terdapatnya investor asing hingga sampai dengan saat ini. Ternyata, di pembangunan tahap I ini Pemerintah telah melewati batas anggaran dari APBN untuk IKN mencapai Rp89 triliun (KPBU dan Swasta: Rp253 triliun ; BUMN dan BUMD: Rp123 triliun), di mana hingga pertengahan 2024 Otorita IKN
telah menggunakan dana dari APBN sebesar Rp72 triliun.
Kabar terbaru, Otorita IKN telah mengajukan kenaikan anggaran untuk IKN di tahun 2025 menjadi Rp41 triliun (sudah disetujui DPR) sehingga total anggaran IKN hingga 2025 mendatang akan mencapai Rp113 triliun, atau telah melewati batas.
Rekomendasi Saham Konstruksi
Mencermati berbagai sentimen, tantangan, dan kebijakan Pemerintah, Panin Sekuritas memberikan rekomendasi Neutral untuk saham-saham konstruksi dengan saham pilihan teratas pada saham PTPP.
“Hal ini didorong oleh kebijakan Pemerintahan baru yang diperkirakan lebih fokus untuk peningkatan kualitas SDM Indonesia, dengan program Makan Bergizi Gratis yang akan akan langsung diimplementasikan di tahun pertama Presiden terpilih menjabat pada Oktober 2024,” tulisnya.
Hal ini tercermin dari porsi anggaran Pendidikan yang meningkat signifikan, sementara anggaran infrastruktur harus diturunkan di tahun 2025. Dalam RAPBN 2025, anggaran infrastruktur sebesar Rp400 triliun.
Menariknya, Panin Sekuritas tetap memandang terdapat katalis positif dari telah rampungnya proses restrukturisasi perusahaan BUMN Konstruksi seperti WIKA, dan diikuti WSKT yang tinggal selangkah lagi mendapat persetujuan 100% MRA.
“Saham PTPP dengan rekomendasi Buy/ Beli saham dengan target harga Rp510/saham (implied PB 0,3x di 2025F) sejalan dengan neraca Perseroan yang masih sehat dan leading dalam perolehan kontrak di IKN,” pungkasnya.
Selain saham PTPP, Panin Sekuritas juga mengulas saham ADHI dengan memberikan rekomendasi Hold dengan target harga saham dapat mencapai Rp310/saham.
Sama halnya, begitu juga dengan saham WIKA dengan rekomendasi Hold, dengan target harga saham WIKA di Rp384/saham.
Sebagai salah satu acuan, berikut rekomendasi saham dan juga target harga saham keseluruhan berdasarkan konsensus Bloomberg, mengutip data pada 24 September 2024,
Rekomendasi dan Target Harga Saham
Pembangunan Perumahan (PTPP)
Buy: 7 Analis
Hold: 0
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp717/saham
Adhi Karya (ADHI)
Buy: 3 Analis
Hold: 2
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp530/saham
Wijaya Karya (WIKA)
Buy: 0 Analis
Hold: 2
Sell: 1
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp492/saham
(fad)