Logo Bloomberg Technoz

Katia Dmitrieva dan Eric Martin - Bloomberg News

Bloomberg, Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan harapannya untuk bekerja sama dengan Presiden Sri Lanka yang baru terpilih, Anura Kumara Dissanayake, terutama dalam peninjauan terbaru terhadap paket dana talangan (bailout) senilai US$3 miliar (sekitar Rp45 triliun) untuk negara tersebut.

"Kami akan segera membahas waktu peninjauan ketiga dari program yang didukung IMF dengan pemerintahan baru," kata IMF dalam pernyataannya setelah pelantikan Presiden Dissanayake pada Senin (23/09/2024).

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Presiden Dissanayake dan timnya guna memperkuat pencapaian yang telah menempatkan Sri Lanka di jalur pemulihan ekonomi sejak salah satu krisis terburuknya pada 2022," tambah IMF.

Dissanayake, yang memenangkan pemilu dengan janji untuk menegosiasikan ulang program pinjaman besar IMF, berencana membuka kembali pembicaraan terkait. Program tersebut mencakup kebijakan yang kontroversial seperti kenaikan pajak dan pemotongan pengeluaran yang telah memperburuk krisis biaya hidup, yang menjadi isu utama bagi para pemilih.

Namun, peninjauan kembali rencana utang ini bisa menunda pencairan pinjaman tambahan dari IMF. Sri Lanka perlu memenuhi sejumlah kriteria fiskal sebelum putaran pendanaan berikutnya dapat dicairkan.

Obligasi dolar Sri Lanka stabil pada Selasa (24/09/2024), menghapus sebagian kerugian yang terjadi setelah kemenangan Dissanayake. Obligasi yang jatuh tempo pada Maret 2029 naik menjadi 51,485 sen per dolar, setelah sebelumnya mencatat penurunan terbesar dalam lebih dari dua tahun pada Senin.

Presiden sebelumnya, Ranil Wickremesinghe, memperingatkan bahwa membatalkan kesepakatan dengan IMF bisa berdampak buruk bagi ekonomi Sri Lanka. Sebelum kesepakatan ini, negara tersebut mengalami krisis ekonomi yang belum pernah terjadi, dengan inflasi melonjak, menghancurkan tabungan rumah tangga, dan memicu protes besar-besaran.

Para investor berharap Dissanayake akan tetap berpegang pada rencana pinjaman yang ada. Salah satu anggota komite eksekutif partai presiden, Rizvie Salih, mengatakan bahwa meskipun program IMF akan tetap berjalan, mereka akan mencari beberapa modifikasi.

IMF dalam pernyataannya juga menyoroti bahwa kesepakatan terbaru dengan pemegang obligasi merupakan kemajuan signifikan dalam proses restrukturisasi utang Sri Lanka. Namun mereka masih menunggu "konfirmasi kesetaraan perlakuan" dari Komite Kreditur Resmi Sri Lanka.

(bbn)

No more pages