Logo Bloomberg Technoz

BMKG mengungkapkan bahwa hujan yang terjadi di wilayah Jawa dalam sepekan ke depan disebabkan oleh adanya angin monsun timuran yang masih aktif. Meskipun angin monsun ini biasanya bersifat kering, kelembapan yang tinggi di wilayah Jawa menjadi faktor pemicu utama hujan.

"Kelembapan relatif yang tinggi di wilayah Jawa akan meningkatkan potensi hujan. Udara lembab yang terbawa dari Samudra Hindia, ditambah dengan suhu permukaan laut yang hangat, dapat mendukung pembentukan awan konvektif. Terutama di bagian barat dan tengah Jawa," tulis BMKG dikutip Bloomberg Technoz Selasa (24/9/2024).

Kelembapan tinggi yang terpantau di wilayah Jawa, terutama di bagian barat dan tengah, memainkan peran penting dalam pembentukan awan hujan. Udara lembap yang terbawa dari Samudra Hindia, ditambah dengan suhu permukaan laut yang hangat, mendukung proses pembentukan awan konvektif yang memicu hujan.

BMKG menjelaskan bahwa kelembapan relatif yang tinggi akan meningkatkan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, bahkan di beberapa daerah dapat disertai petir. Khususnya, hujan ini lebih berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari.

Bibit Siklon Tropis dan Daerah Konvergensi

Selain faktor kelembapan tinggi, BMKG juga mencatat adanya bibit siklon tropis 93W yang terpantau di Laut China Selatan. Bibit siklon ini membentuk daerah pertemuan angin atau konfluensi yang memanjang di Laut China Selatan. Sementara itu, sirkulasi siklonik lainnya terdeteksi di Samudra Pasifik utara Maluku Utara, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Papua Barat bagian selatan hingga utara.

Di Kalimantan Barat, Laut Natuna, serta Pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Tengah, juga terpantau daerah konvergensi lainnya yang memicu pembentukan awan hujan. Kondisi serupa juga terpantau di Laut Timor hingga NTT dan perairan timur Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Selatan. Daerah-daerah ini mengalami potensi peningkatan hujan akibat adanya daerah konvergensi dan pertemuan angin.

BMKG menekankan bahwa kondisi ini meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sekitar wilayah yang dipengaruhi bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

Peringatan Dini Cuaca BMKG: 24-30 September 2024

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca signifikan yang berlaku dari 24 hingga 30 September 2024. Berikut ini adalah wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem:

  • Potensi Hujan Sedang hingga Lebat disertai kilat/petir dan angin kencang:

    • Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

  • Potensi Angin Kencang:

    • Banten, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan.

BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi sewaktu-waktu, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di daerah-daerah yang rawan.

(red)

No more pages