Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Ada sejumlah daerah yang berpotensi tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah pada kategori sangat mudah terbakar.
Dilansir dalam laman resmi Instagram BMKG, update hingga dasarian II September 2024, Hari Tanpa Hujan (HTH) selama terjadi di Kamanggih, Nusa Tenggara Timur, yakni sebanyak 150 hari (kategori Panjang Ekstrem). Sementara itu dari pantuan citra satelit tidak terdapat titik panas yang terjadi di Indonesia.
Pada dasarian III September 2024, ada beberapa wilayah di Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan Sulawesi Selatan yang diperkirakan berpotensi mengalami kekeringan secara meteorologis dengan kategori Awas.
BMKG mengimbau masyarakat yang berada di wilayah-wilayah tersebut untuk berhati-hati saat membakar sampah. Masyarakat pun diminta tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat untuk menghindari terjadinya karhutla.
"Saat ini separuh wilayah Indonesia sudah mengalami musim kemarau. Kepada masyarakat khususnya yang berada di wilayah dengah potensi kekeringan dan kebakaran lahan tinggi untuk mengantisipasi dampak resiko yang yakni dengan melakukan beberapa hal seperti tidak membuka lahan dengan cara dibakar, tidak membuang putung rokok sembarangan, tidak meninggalkan sumber api di dalam rumah, mengecek instalasi listrik agar tidak terjadi korsleting dan jika perlu selalu menyediakan alat pemadam kebakaran api ringan (APAR) jika terjadi kebakaran," ungkap BMKG dalam keterangannya di Instagram.
Dilain kesempatan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi pembakaran yang signifikan dan bertahan lama perlu diwaspadai dari pesisir timur Sumatera ketika mayoritas di selatan khatulistiwa itu sedang mengalami puncak musim hujan.
"Kalau dilihat sistem mulai bulan Januari dan Februari ketika di selatan kita sedang sangat bahas tipe iklim di pesisir Sumatera bagian utara sisi timur itu mereka mulai memasuki musimk kemaraunya,"kata Dwikorita belum lama ini.
Dwikorita lebih lanjut juga mengatakan meski musim hujan ada sejumlah wilayah yang terjadi pada Oktober hal ini perlu diwaspadai karena pada wilayah selatan Indonesia terutama Jawa Timur dan sebagian dari NTT. "Yang warnanya coklat, curah hujannya rendah curah hujan bulanannya bisa mencapai 50 mm, kalau coklatnya gelap itu bisa mencapai 20 mm jadi ini juga perlu diwaspadai juga kalau curah hujan rendah ini meskipun sekitarnya curah hujanya tinggi bahkan Kalimantan sudah hijau Sumatera sudah mulai hijau," ungkapnya.
(dec/spt)