Logo Bloomberg Technoz

Harga emas memang hanya naik relatif tipis. Namun harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Rilis data di Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif buat emas. S&P Global melaporkan, pembacaan awal (flash reading) terhadap aktivitas ekonomi Negeri Paman Sam menunjukkan perlambatan.

Hal itu tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) keseluruhan atau composite yang sebesar 54,4 pada September. Sedikit turun dibandingkan Agustus yang sebesar 54,6. 

Ekonomi AS memang melambat, tapi tidak krisis. Buktinya, walau melambat PMI masih berada di atas 50. Artinya, terjadi ekspansi bukan kontraksi.

Perlambatan ekonomi tersebut tentu membutuhkan stimulus, termasuk dari sisi moneter. Oleh karena itu, kebutuhan akan penurunan suku bunga makin besar.

Bulan ini, bank sentral Federal Reserve sudah memangkas  suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke 4,75-5%. Sampai akhir tahun, sepertinya Federal Funds Rate masih akan turun.

Mengutip CME FedWatch, peluang The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 4,5-4,75% dalam rapat November adalah 47%. Sementara kemungkinan pengguntingan 50 bps menjadi 4,25-4,5% adalah 53%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun, karena itu menurunkan opportunity cost.

(aji)

No more pages