Suahasil menjelaskan kenaikan belanja modal dipengaruhi pembangunan berbagai infrastruktur dan pengadaan sarana-prasarana oleh beberapa K/L.
“Belanja modal Agustus direalisasi Rp153 triliun, tumbuhnya 52,9% di atas realisasi tahun lalu. Ini adalah pertumbuhan yang cukup tinggi, tahun lalu belanja modal per Agustus baru Rp100,1 triliun, tahun ini sudah Rp153 triliun,” ujar Suahasil.
Lebih rinci, belanja modal dimanfaatkan untuk; Kementerian PUPR yakni pembangunan/rehabilitasi jalan, jembatan, bendungan, jaringan irigasi, SPAM, dan rusun ASN/TNI/Polri, Kemenhan yakni pengadaan sarpras Kemenhan dan alutsista TNI.
Polri yakni pengadaan sarpas Polri dan alat material khusus polri, Kemenhub
pembangunan fasilitas pelabuhan, bandara, serta sarpras perkeretaapian, serta BIN untuk pengadaan peralatan BIN.
Selanjutnya, realisasi belanja pegawai tercatat sebesar Rp197,8 triliun dan mengalami pertumbuhan 14,4% (yoy). Kenaikan belanja pegawai, kata Suahasil dipengaruhi pembayaran THR dan gaji ke-13 ASN/TNI/Polri serta kenaikan gaji ASN/TNI/Polri.
Sementara belanja barang, realisasi hingga Agustus 2024 tercatat sebesar Rp256,7 triliun. Besaran ini tercatat tumbuh 21,4% (yoy), jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp211,4 triliun.
“Ini baik karena belanja barang berarti uangnya dipakai membeli barang-barang di perekonomian kita, maka kita yakin ada multipliernya. Tadi belanja pegawai multipliernya melalui konsumsi masyarakat,” terangnya.
Pemanfaatan belanja barang antara lain digunakan untuk; Kemenhan yakni pengelolaan BMN tiga matra, pengadaan harwat alutsista dan non alutsista, dan pelayanaan kesehatan, KPU untuk kebutuhan atau penunjang pemilu.
Kementerian PUPR untuk pemeliharaan sarana prasarana, pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya, hingga penanggulangan darurat akibat bencana, serta Kemenag yang dimanfaatkan untuk pembayaran BOS dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan agama.
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pemerintah telah melakukan belanja Rp1.930 triliun sampai Agustus 2024. Ini artinya 58,1% dari total pagu belanja negara sepanjang tahun ini. Dalam perhitungan tahunan (yoy), belanja negara melonjak hingga 15,3% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sri Mulyani menjelaskan lonjakan belanja negara hingga double digit terjadi karena ada kebutuhan Pemilu pada awal tahun, dan adanya belanja bantuan sosial El Nino. Sri Mulyani tidak menyebutkan kenaikan belanja negara akibat belanja modal yang umumnya berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Itu semuanya menyebabkan belanja negara meningkat," papar Sri Mulyani.
(azr/lav)