Laporan tersebut dinilai mengonfirmasi bahwa keputusan The Fed melonggarkan kebijakan sudah tepat untuk mempertahankan kondisi ekonomi AS agar tetap tangguh.
Indeks dolar AS masih stabil di kisaran 100,85 pada penutupan bursa New York. Sementara rupiah NDF-1W dan NDF-1M kemarin ditutup melemah di kisaran Rp15.202-Rp15.205/US$. Pagi ini rupiah offshore bergerak di Rp15.202-Rp15.215/US$.
Level pergerakan rupiah offshore itu tidak jauh dari posisi penutupan pasar spot Senin di Rp15.200/US$. Itu mengindikasikan ruang gerak rupiah hari ini sepertinya masih akan terbatas dan dalam perspektif positif rupiah cenderung stabil.
Kemarin, nilai rupiah tertekan sentimen regional terutama terkait kondisi perekonomian China yang masih muram. Aksi jual melanda di pasar surat utang di mana INDOGB -surat berharga negara dalam denominasi rupiah- tenor pendek cenderung tertekan.
Pada pembukaan pasar valuta di Asia pagi ini, terlihat gerak mayoritas mata uang di kawasan cenderung terbatas. Dolar Singapura turun tipis 0,05%, sedangkan won Korea juga turun 0,01% sama dengan dolar Hong Kong. Ringgit turun tipis 0,02%. Sementara yuan offshore naik sedikit 0,01%.
Lelang Sukuk
Hari ini, pemerintah menggelar lelang rutin sukuk negara (SBSN) dengan target perolehan Rp8 triliun. Lelang dilangsungkan di tengah situasi pasar yang sebenarnya lebih positif pasca keputusan pemangkasan bunga oleh The Fed ataupun Bank Indonesia.
Ekspektasi terhadap penurunan bunga acuan lebih lanjut sepertinya masih akan menaikkan pamor pasar surat utang domestik. Namun, para pelaku pasar mungkin juga akan mencermati dampak dari kondisi keuangan negara terakhir seperti dilaporkan oleh Kementerian Keuangan RI kemarin.
Kementerian Keuangan melaporkan, pada akhir bulan lalu, terjadi defisit APBN sebesar Rp153,7 triliun atau setara 0,68% dari Produk Domestik Bruto.
Defisit terjadi karena penerimaan negara hingga akhir Agustus merosot 2,5%, menjadi sebesar Rp 1.777 triliun. Angka itu setara dengan 63,4% dari target pemerintah sepanjang tahun ini.
Sementara belanja negara melonjak lebih besar yaitu hingga 15,3% menjadi Rp1.930 triliun, atau setara 58,1% dari total pagu belanja negara sepanjang tahun ini.
Defisit APBN bulan Agustus jauh lebih besar dibandingkan bulan Juli yang baru sebesar Rp93,4 triliun atau 0,41% dari PDB.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini dengan target penguatan terdekat menuju Rp15.170/US$ usai keberhasilan mencetak trend Higher High Higher Low. Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.150/US$ yang juga sebagai resistance psikologisnya, sementara Rp15.100/US$ jadi level target paling optimis.
Adapun rupiah ada support pada level Rp15.220/US$ apabila kembali terjadi pelemahan, dan Rp15.250/US$. Bersamaan dengan Rp15.300/US$ sebagai support terkuat yang tercermin dari trendline indicator channel-nya di time frame daily.
(rui)