Logo Bloomberg Technoz

Daftar Pabrik Tekstil yang Bangkrut September 2024, Ada Panamtex

Referensi
23 September 2024 14:54

Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gelombang pabrik tekstil yang tutup atau mengalami kebangkrutan di Indonesia terus berlanjut pada 2024. Penyebab utamanya adalah ketidakmampuan pabrik-pabrik lokal bersaing dengan produk tekstil impor yang harganya lebih murah dan membanjiri pasar domestik. Selain itu, permintaan pasar mengalami penurunan signifikan.

Transformasi teknologi, perkembangan media sosial yang mengubah pola belanja, serta dampak pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya teratasi menjadi pemicu lain dari kebangkrutan pabrik tekstil di Indonesia.

Penyebab Penutupan Pabrik Tekstil di Indonesia

Industri tekstil dalam negeri tertekan akibat beberapa faktor. Pertama, derasnya produk tekstil impor yang murah membuat produk lokal kehilangan pangsa pasar. Kedua, penurunan pesanan karena tren belanja konsumen yang berubah pasca pandemi, di mana konsumen lebih banyak beralih ke platform digital, mempengaruhi penjualan langsung dari pabrik-pabrik tekstil.

Ketiga, banyak pabrik yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan banyak perusahaan terpaksa menutup operasi sementara, sehingga kehilangan pendapatan dan kesulitan menutup biaya operasional. Beberapa pabrik tekstil terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal guna mengurangi beban keuangan. Hingga awal Juni 2024, tercatat lima pabrik tekstil besar di Indonesia sudah tutup dan melakukan PHK besar-besaran.

Kasus PHK dan Kebangkrutan di Pabrik Tekstil

Pada awal tahun 2024, beberapa pabrik tekstil besar melakukan pemutusan hubungan kerja secara massal. Di Jawa Tengah, PT Sai Apparel memecat sekitar 8.000 karyawan, sementara PT Sinar Panca Jaya di Semarang mem-PHK 2.000 karyawannya. PT Bitratex di Semarang juga melakukan PHK terhadap 400 pekerja, sedangkan PT Djohartex di Magelang mem-PHK 300 karyawan. Di Bandung, PT Pulomas juga memutuskan hubungan kerja 100 karyawan.