Logo Bloomberg Technoz

Indef Catat PR Besar Prabowo: Deindustrialisasi & Informalisasi

Pramesti Regita Cindy
23 September 2024 12:10

Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Pendiri sekaligus Ekonom Senior dari Institute for Development Economics and Finance (Indef) Didin S. Damanhuri menyampaikan pandangannya mengenai tantangan ekonomi Indonesia pada pemerintahan yang akan datang —di bawah kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto — utamanya dalam hal deindustrialisasi dan informalisasi.

Deindustrialisasi adalah proses penurunan kontribusi sektor industri terhadap perekonomian suatu negara.

Sementara itu, informalisasi ekonomi—dalam tenaga kerja — adalah proses di mana pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang khas dari ekonomi informal. Ekonomi informal adalah kegiatan ekonomi yang berada di luar regulasi formal, seperti undang-undang ketenagakerjaan, kebijakan upah, aturan kesehatan dan keselamatan, serta akuntansi untuk perpajakan.

Dalam penjelasannya, Didin membandingkan pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia yang menurun tajam saat ini dibandingkan dengan masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. 

Pekerja di pabrik tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di Solo, Jawa Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Menurutnya, pada saat itu, pertumbuhan industri bisa mencapai 12%—14% per tahun, jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berkisar antara 7%—8%.